Kredit UMKM di Riau Tumbuh Melambat  

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Kamis, 17 November 2016 23:01 WIB

Calon presiden pasangan nomor urut dua Joko Widodo (kiri) melihat hasil kerajinan kain songket ketika berkunjung ke sentra usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Tuan Kentang, di Kelurahan Tuan Kentang, Kecamatan Seberang Ulu Satu, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu 25 Juni 2014. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai kredit usaha mikro, kecil, dan menengah di Provinsi Riau hingga akhir September 2016 tumbuh perlahan jika dibandingkan periode sebelumnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau Ismet Inono mengatakan nilai kredit UMKM di daerah itu hingga September tumbuh 3,02 persen dengan nilai mencapai Rp 20,50 triliun. "Angka pertumbuhannya lebih kecil dibandingkan dengan Agustus lalu yang tumbuh 4,05 persen dengan nilai Rp 20,47 triliun," katanya, Kamis, 17 November 2016.

Dari nilai kredit itu, pertumbuhan paling besar masih disumbang kredit usaha mikro, yakni tumbuh 11,27 persen atau senilai Rp 6,08 triliun. Pertumbuhan ini disusul penyaluran kredit ke sektor usaha kecil dengan angka 2,95 persen atau kreditnya senilai Rp 8 triliun.

Pertumbuhan negatif justru tercatat pada penyaluran kredit ke sektor usaha kelas menengah, yaitu -3,66 persen dengan nilai kredit Rp6,41 triliun. Melemahnya penyaluran kredit UMKM ini diantisipasi oleh bank daerah dengan menggandeng berbagai pihak agar ditunjuk sebagai penyalur pinjaman lunak kepada masyarakat setempat.

Direktur Utama Bank Riau Kepri mengatakan sampai saat ini pihaknya sudah ditunjuk oleh beberapa lembaga termasuk pemerintah untuk menyalurkan kredit berbunga rendah. "Selain KUR, saat ini kami sudah dipercaya oleh Kemenkop UKM menjadi penyalur pinjaman Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB), bunganya 9 persen juga," katanya.

Dengan penunjukan ini, Bank Riau Kepri optimistis penyaluran pinjaman terus meningkat, karena dana murah itu saat ini dibutuhkan masyarakat. Data Bank Riau Kepri menunjukkan penyaluran kredit mikro kecil bank daerah itu sudah mencapai Rp 1,8 triliun, dengan jumlah debitur 25.767 nasabah.

Selain KUR dan LPDB, Bank Riau Kepri saat ini ikut menjadi penyalur pinjaman dana replanting sawit yang dikelola oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit yaitu lembaga yang dibentuk Kemenkeu untuk mendorong replanting perkebunan sawit di Tanah Air.

"Saat ini sudah jalan prosesnya, ada beberapa perkebunan sawit di Rokan Hilir yang mengajukan dana BPDP ini ke kami, dan tahapannya sedang berjalan," katanya.

Bila dibandingkan periode sama tahun lalu, nilai penyaluran kredit sektor usaha mikro kecil oleh Bank Riau Kepri kata Irvandi, hanya mengalami perlambatan sangat kecil, di bawah 1 persen. Kondisi ini, menurut dia, karena ada debitur yang telah menyelesaikan pinjamannya, dan ada juga debitur baru sebagai nasabah kredit mikro kecil.

"Kami optimistis penyaluran kredit bisa tetap berjalan meski untuk tumbuh cukup berat, jadi kami berupaya menjaga supaya stabil dan tidak turun drastis," katanya.

BISNIS

Berita terkait

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

11 jam lalu

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

Pemerintah Indonesia terbuka terhadap pemanfaatan transaksi imbal dagang business-to-business (b-to-b).

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

1 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

2 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

4 hari lalu

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

OIKN bakal mengembangkan sistem transportasi cerdas di IKN.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

5 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Naik Rp 7.000 ke Level 1.326.000 per Gram

5 hari lalu

Harga Emas Antam Naik Rp 7.000 ke Level 1.326.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini naik Rp 7.000 ke level Rp 1.326.000 per gram.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Ajek di Level Rp 1.319.000 per Gram

6 hari lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Ajek di Level Rp 1.319.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini sama dengan perdagangan hari kemarin, yakni Rp 1.319.000 per gram.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

7 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

8 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya