UMKM Indonesia Harus Mampu Bersaing di Pasar Ekspor

Reporter

Selasa, 8 November 2016 16:39 WIB

Peserta pemeran membuat kain tenun tradisional pada pameran Katumbiri Expo 2015 di Jakarta Convention Center, 10 Desember 2015. UMKM rintisan yang mengikuti pameran ini adalah mereka yang dibina oleh Program Kemitraan Bina Lingkungan yang diadakan oleh Badan Usaha Milik Negara. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Seiring diterapkannya perjanjian Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), Asean menjadi pasar ekpor yang terbuka luas bagi pihak manapun, termasuk UMKM dari Indonesia. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Lukita Dinarsyah Tuwo menilai Indonesia harus mampu mendorong ekspor, terutama sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). "Indonesia harus mampu mendorong ekspor. Kita harus dapat membekali pengusaha guna memperluas pasar ekspor ke Asean," ujar Lukita di Manado, Selasa, 8 November 2016.


Oleh karena itu, kata Lukita, diperlukan peningkatan kapasitas UMKM dalam penyesuaian dengan pasar global. Saat ini hampir sebagian besar UMKM menggunakan jasa perantara dalam melakukan ekspor. Lukita menuturkan hal tersebut dikarenakan UMKM mempunyai keterbatasan, yaitu hambatan dalam hal kebijakan di mana terdapat disiplin pasar yang menyebabkan UMKM sulit bersaing, antara lain ketentuan ekspor, ketentuan impor di negara tujuan, syarat-syarat distribusi di luar negeri, dan dokumentasi.


Keterbatasan lainnya, yakni kendala penyesuaian pasar di mana UMKM belum memiliki kemampuan untuk melakukan ekspor secara sendiri, dan terdapat kendala persaingan antara lain standarisasi, sertifikasi, pengemasan dan pelabelan.


Pada Januari 2016, pemerintah telah meluncurkan Paket Kebijakan Ekonomi IX, yang salah satu amanatnya adalah mensinergikan BUMN untuk membangun agregator dan konsolidator Ekspor Produk UKM. Dalam paket tersebut, pemerintah ingin membuka peluang lebih besar kepada UKM, terutama dalam menghadapi MEA agar dapat melakukan ekspor secara langsung.


Pemerintah mensinergikan lima BUMN perdagangan, yakni PT Sarinah, PT PPI dan PT Mega Eltra dan BUMN logistik yakni PT BGR dan PT Bulog dalam upaya memberikan layanan perdagangan yang efektif, memenuhi standar kualitas, serta layanan logistik yang mendorong ketersediaan dan efisiensi hingga UKM dapat melakukan ekspor dengan biaya lebih rendah.


Advertising
Advertising

Beberapa konsep sinergi yang akan diimplementasikan, antara lain agregator untuk produk-produk bawang merah, kelapa dan turunannya, batik, meubel, kayu, rotan, kerajinan, dan produk produk UKM lainnya. "Kita perlu memahami secara garis besar apa yang akan dilakukan BUMN terkait agregator dan konsolidator, agar seluruh pemangku kepentingan dapat paham dan dapat memberikan kontribusi secara optimal untuk mendorong ekspor UKM," ujar Lukita.


Lukita mengatakan dalam pelaksanan agregator, pemerintah mendorong BUMN terkait untuk menyediakan sistem informasi dengan data terintegrasi, serta memperluas pasar ekspor potensial. Selanjutnya, pemerintah memfasilitasi seluruh sektor perdagangan, berskala mikro, kecil dan menengah yang teridentifikasi dan berskala global.


Agar dapat digunakan dan diakses oleh pemangku kepentingan baik nasional dan global, maka pemerintah melakukan integrasi struktur teknologi yang handal, aman, dan mudah, ujarnya.


Dalam konsep agregator, upaya untuk melakukan identifikasi agar terbentuk produk UKM berstandar global sangat penting, antara lain dapat dilakukan dengan menyatukan produk menjadi satu dalam bahasa perdagangan yang sama, membuat produk menjadi layak dengan ketentuan tertentu sesuai dengan permintaan pasar dunia, dan melakukan proteksi dan validasi keaslian sesuai spesifikasi produk yang dipesan. "Negara membentuk produk UKM berstandar global merupakan suatu keharusan," kata Lukita.


Beberapa negara telah melakukan standarisasi tersebut. Anggota APEC telah menyepakati komitmen standarisasi identifikasi atau penomoran produk. Selanjutnya, beberapa negara juga telah mewajibkan penggunaan standarisasi indentifikasi, seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, Australia dan Selandia Baru. Dalam skala Asia, telah ditetapkan sistem standarisasi produk di Jepang, Korea, Vietnam, Thailand, dan China.


Soal konsep konsolidator, pemerintah juga menugaskan BUMN terkait untuk menyediakan jasa konsultasi kargo produk ekspor UKM ke lebih dari 2000 pelabuhan tujuan dunia pada setiap minggunya dengan jadwal online realtime. Agar memiliki jadwal tiba dan keberangkatan kapal yang tepat waktu, BUMN diharapkan bekerjasama dengan perusahaan pelayaran terkemuka di dunia.


Selanjutnya, BUMN juga mengintegrasi jasa logistik, pergudangan, transportasi, distribusi dan jasa kepabeanan, mulai dari lokasi gudang UKM sampai ke gudang tujuan pembeli di luar negeri. *


BISNIS.COM

Berita terkait

Jokowi Puji 'Mama Muda' di Forum Ekonomi: Saya Senang

52 hari lalu

Jokowi Puji 'Mama Muda' di Forum Ekonomi: Saya Senang

Presiden Joko Widodo memuji perkembangan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah di tanah air.

Baca Selengkapnya

Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan

27 Februari 2024

Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan

Amartha dan Unilever Indonesia kolaborasikan jejaring usaha mikro Perempuan dengan jejaring bank sampah berbasis komunitas untuk kelola sampah plastik secara produktif dan ekonomis.

Baca Selengkapnya

Jenis dan Contoh UMKM di Indonesia yang Banyak Diminati

3 Februari 2024

Jenis dan Contoh UMKM di Indonesia yang Banyak Diminati

Keberadaan UMKM di Indonesia kian meningkat karena memiliki daya tarik tersendiri. Pahami jenis dan contoh UMKM di Indonesia yang banyak diminati.

Baca Selengkapnya

Terbitkan 7,1 Juta Nomor Induk Berusaha Via OSS, BKPM: Didominasi Usaha Mikro Kecil

31 Desember 2023

Terbitkan 7,1 Juta Nomor Induk Berusaha Via OSS, BKPM: Didominasi Usaha Mikro Kecil

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah menerbitkan sebanyak 7.146.105 nomor induk berusaha (NIB).

Baca Selengkapnya

Lampaui Target, BRI Catat Business Matching Rp 1,26 T Lewat UMKM Expo

10 Desember 2023

Lampaui Target, BRI Catat Business Matching Rp 1,26 T Lewat UMKM Expo

BRI mencatat business matching antara UMKM dengan pembeli di luar negeri melalui UMKM EXPO(RT) Brilianpreneur 2023 mencapai Rp 1,26 triliun.

Baca Selengkapnya

Keberhasilan Kupedes BRI terhadap Pelaku Usaha Mikro di Indonesia

15 November 2023

Keberhasilan Kupedes BRI terhadap Pelaku Usaha Mikro di Indonesia

Terus tumbuh kuat, kinerja kredit segmen mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI tercatat semakin baik pascapandemi.

Baca Selengkapnya

Undang-Undang Cipta Kerja Bentuk Keberpihakan Pemerintah kepada Usaha Mikro Kecil

2 Oktober 2023

Undang-Undang Cipta Kerja Bentuk Keberpihakan Pemerintah kepada Usaha Mikro Kecil

Undang-Undang Cipta Kerja Bentuk Keberpihakan Pemerintah kepada Usaha Mikro Kecil

Baca Selengkapnya

Hari UMKM Nasional, BRI Tegaskan Komitmen Dukung Pembiayaan Mikro

12 Agustus 2023

Hari UMKM Nasional, BRI Tegaskan Komitmen Dukung Pembiayaan Mikro

BRI optimistis segmen mikro dapat berkontribusi sebesar 45 persen dari total portofolio pembiayaan.

Baca Selengkapnya

Pemasaran Produk UMKM, Dosen ITB: Media Sosial untuk Menyasar Target Pasar

2 Agustus 2023

Pemasaran Produk UMKM, Dosen ITB: Media Sosial untuk Menyasar Target Pasar

Pemasaran UMKM di media sosial membutuhkan kata kunci pesan untuk menyasar target pasar

Baca Selengkapnya

Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026

14 Juli 2023

Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026

Riset yang dilakukan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) bersama Ernst & Young Indonesia menemukan kebutuhan pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah alias UMKM yang mencapai ribuan triliun pada 2026.

Baca Selengkapnya