TEMPO.CO, Jakarta - Indeks saham di Wall Street memperpanjang penurunan pada Rabu atau Kamis pagi waktu Indonesia barat, 3 November 2016, setelah keputusan Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah.
Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 77,46 poin atau 0,43 persen menjadi ditutup pada 17.959,64. Indeks S&P 500 kehilangan 13,78 poin atau 0,65 persen menjadi berakhir di 2.097,94, dan indeks komposit Nasdaq turun 48,01 poin atau 0,93 persen menjadi 5.105,57.
Bank sentral AS mempertahankan suku bunga tidak berubah setelah mengakhiri pertemuan kebijakan dua hari pada Rabu, di tengah ketidakpastian tentang reaksi pasar terhadap hasil pemilihan Presiden Amerika Serikat pada 8 November.
"Komite menilai bahwa alasan-alasan untuk meningkatkan suku bunga federal fund (fed fund) telah terus menguat tapi memutuskan, untuk saat ini, menunggu beberapa bukti lebih lanjut dari kemajuan lanjutan ke arah target-targetnya," kata komite pembuat kebijakan Fed dalam pernyataannya.
Namun The Fed mengisyaratkan bahwa bank sentral bisa menaikkan suku bunga secepatnya pada Desember, karena para pejabat melihat peningkatan dalam ekonomi dan inflasi AS.
Di sisi ekonomi, lapangan kerja sektor swasta AS meningkat 147 ribu pekerjaan dari September sampai Oktober, gagal memenuhi harapan pasar, menurut laporan ketenagakerjaan ADP Oktober pada Rabu, demikian dilaporkan Xinhua.
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.
Rupiah Melemah ke Level Rp 15.571 per Dolar AS, Menko Airlangga Ungkap Penyebabnya
3 Oktober 2023
Rupiah Melemah ke Level Rp 15.571 per Dolar AS, Menko Airlangga Ungkap Penyebabnya
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ini diakibatkan semakin menguatnya perekonomian negara Paman Sam tersebut.