Berkah La Nina, Pengairan Lahan Pertanian Meningkat 3 Bulan  

Reporter

Selasa, 4 Oktober 2016 15:16 WIB

Petani berjalan diantara sawah dan kincir air di Sungai Citanduy, Kampung Sukasirna, Tasimalaya, Jawa Barat, 12 Juli 2015. Kincir air yang dibuat hasil swadaya para petani ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengairan sawah saat musim kemarau. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menganggap fenomena La Nina yang berlangsung di Indonesia sebagai berkah. Sebab, ada kenaikan pengairan terhadap luas lahan pertanian.

"Tiga bulan terakhir ini ada kenaikan kurang-lebih satu juta hektare dibanding tahun sebelumnya. Ini luar biasa. Jadi La Nina membawa berkah," kata Amran seusai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla, di kantor Wapres, Jakarta, Selasa, 4 Oktober 2016.

Amran mengatakan La Nina datang pada Juli saat pertanian butuh air karena musim kemarau. Kehadiran La Nina otomatis membuat lahan pertanian tidak pernah kering. Ini berdampak pada luas lahan yang dialiri bertambah.

Pada Juli tahun lalu, kata Amran, lahan yang teraliri hanya 600 ribu hektare, tahun ini sekitar satu juta hektare. Agustus tahun lalu, lahan yang dialiri sekitar 500 ribu hektare, tahun ini sekitar satu juta hektare. September tahun lalu sekitar 800 hektare, tahun ini yang dialiri 1,2 juta hektare.

Menurut Amran, pertambahan luas lahan pengairan pada Juli-September tersebut juga menjadi antisipasi menghadapi musim paceklik. Musim paceklik, kata dia, berlangsung pada Desember hingga Februari. Setiap tahun, Kementerian Pertanian berusaha mengubah musim paceklik menjadi tidak paceklik. Caranya adalah dengan mengoptimalkan musim tanam pada Juli hingga September.

"Jadi bulan di mana bulan-bulan defisit kami tambah tanam supaya paceklik ini hilang," kata Amran.

Dia mengatakan ada sejumlah daerah yang akan diantisipasi perihal perubahan musim pada akhir tahun. Amran mengatakan ada tujuh daerah yang menjadi lumbung pangan yang akan diantisipasi terkait dengan perubahan musim. Tujuh daerah tersebut adalah Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Utara, dan Kalimantan Selatan.

"Ini tujuh provinsi yang harus dijaga ketat. Kami sudah instruksikan kepada tim agar mewaspadai kalau curah hujan meningkat," kata Amran.

AMIRULLAH

Berita terkait

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

2 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

5 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

8 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

8 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

18 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Mentan Minta Bulog Serap Gabah Petani, Bapanas: Kalau Panen Melimpah Saja

28 hari lalu

Mentan Minta Bulog Serap Gabah Petani, Bapanas: Kalau Panen Melimpah Saja

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menanggapi imbauan Menteri Pertanian Andi Arman Sulaiman agar Bulog membeli gabah langsung petani.

Baca Selengkapnya

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

30 hari lalu

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

33 hari lalu

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

33 hari lalu

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.

Baca Selengkapnya

Mentan Pastikan Sri Mulyani Segera Keluarkan Surat Keputusan Tambahan Pupuk Subsidi

40 hari lalu

Mentan Pastikan Sri Mulyani Segera Keluarkan Surat Keputusan Tambahan Pupuk Subsidi

Mentan Amran Sulaiman memastikan Menteri Keuangan Sri Mulyani bakal segera mengeluarkan SK soal tambahan pupuk subsidi sebanyak 9,55 juta ton.

Baca Selengkapnya