Asosiasi Tak Tahu-menahu Hasil Penjualan Plastik Peretail  

Senin, 3 Oktober 2016 20:56 WIB

Petugas kasir mengemas makanan yang dibeli konsumen dengan menggunakan kantong plastik berbayar di salah satu mini market di Manggarai, Jakarta, 21 Februari 2016. Program ini bertujuan untuk mengurangi sampah plastik di Indonesia. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta mengaku tak tahu-menahu berapa total nilai penjualan hasil uji coba pertama program kantong plastik berbayar oleh para peretail selama Februari sampai April lalu.

"Kami Aprindo tidak mengetahui berapa jumlahnya karena hasilnya langsung masuk ke penjualan retail masing-masing," ujar Tutum di kawasan Episentrum Kuningan, Jakarta, Senin, 3 Oktober 2016. Rata-rata harga jual minimum per kantong sebesar Rp 200 itu masuk ke bagian produksi masing-masing retail.

Ketua Umum Aprindo Roy Mandey menambahkan, konsep program penjualan kantong plastik berbayar adalah menjual layaknya barang dagangan. "Jadi kami tidak kumpulkan berapa nilai atas penjualan ini karena urusan masing-masing retail," kata dia. Sehingga setiap hasil penjualan akan diakumulasi masing-masing retail dan hanya perusahaan terkait yang mengetahui berapa hasilnya.

Baca: Pengantin Ini Kaget, Ternyata Suaminya Adalah...

Tak hanya kalangan pengusaha yang bingung dengan penjualan kantor plastik, tapi juga pelanggan. Pasalnya, masing-masing retail bisa mematok harga jual yang berbeda. Misalnya, ada peretail menjual sebuah kantong plastik Rp 1.000, sedangkan ada peretail lain yang masih menggratiskan kantong plastik. "Terjadi distorsi pasar plus payung hukum juga enggak ada," ucap Roy.

Ke depan, Aprindo menginginkan agar peraturan mengenai program kantong plastik berbayar ini berlaku bagi seluruh pelaku bisnis di Indonesia agar tidak lagi memberikan kantong plastik gratis. "Malah dengan kantong plastik gratis kita gak tahukan berapa harga kantong yang dimasukkan dalam produk jualan lainnya," ujar Roy. Apabila kantong plastik berbayar maka akan terlihat jelas berapa harga kantong plastik tersebut.

Karena itu Aprindo mendukung program kantong plastik berbayar dengan catatan sampai ada peraturan menteri dengan payung hukum jelas. "Kami dukung, pas uji coba kami ikut," kata dia. Dengan aturan tersebut, akan jelas bagaimana peraturan, ketentuan harga plastik yang ditetapkan, dan sanksi bila melanggar. "Sehingga mekanisme pasarnya jelas.”

ODELIA SINAGA

Berita terkait

Harga Beras Kian Meroket, Aprindo Minta Bulog Gelontorkan 2.500 Ton ke Ritel Setiap Bulan

21 September 2023

Harga Beras Kian Meroket, Aprindo Minta Bulog Gelontorkan 2.500 Ton ke Ritel Setiap Bulan

Roy Nicholas Mandey mengaku telah meminta Perum Bulog menggelontorkan stok beras ke ritel sebanyak 2.500 ton. Hal tersebut untuk meredam kenaikan harga beras secara nasional.

Baca Selengkapnya

Sederet Ancaman Pengusaha ke Pemerintah yang Tak Kunjung Bayar Rafaksi Minyak Goreng

20 Agustus 2023

Sederet Ancaman Pengusaha ke Pemerintah yang Tak Kunjung Bayar Rafaksi Minyak Goreng

Aprindo beberkan sejumlah ancaman kepada pemerintah yang tak kunjung melunasi utang rafaksi minyak goreng. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Aprindo Tidak Kunjung Berhasil Tagih Utang Minyak Goreng, Aprindo: Kami Minta Transparansi

11 Mei 2023

Aprindo Tidak Kunjung Berhasil Tagih Utang Minyak Goreng, Aprindo: Kami Minta Transparansi

Perwakilan Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) terus menagih utang subsidi atau rafaksi minyak goreng.

Baca Selengkapnya

Betulkah Pengusaha Ritel Tak Ambil Margin dari Penjualan Beras Bulog? Ini Kata Aprindo

9 Februari 2023

Betulkah Pengusaha Ritel Tak Ambil Margin dari Penjualan Beras Bulog? Ini Kata Aprindo

Buwas mengklaim pengusaha ritel tidak mendapatkan margin sama sekali dari penjualan beras Bulog ukuran 5 kilogram seharga Rp 47.250.

Baca Selengkapnya

Pekan Ini Beras Bulog 5 Kg Dijual di Indomaret dan Alfamart

9 Februari 2023

Pekan Ini Beras Bulog 5 Kg Dijual di Indomaret dan Alfamart

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas mengumumkan beras Bulog akan mulai dijual di ritel modern Alfamart dan Indomaret pekan ini.

Baca Selengkapnya

Gerai Makanan dan Minuman Merugi, Aprindo: Tidak Memperhitungkan Perubahan Zaman

9 Februari 2023

Gerai Makanan dan Minuman Merugi, Aprindo: Tidak Memperhitungkan Perubahan Zaman

Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey mengungkap penyebab banyaknya gerai makanan dan minuman yang tutup.

Baca Selengkapnya

Aprindo Bantah Minyakita Langka Karena Dijual di Ritel Modern: Peminatnya Tidak Banyak

9 Februari 2023

Aprindo Bantah Minyakita Langka Karena Dijual di Ritel Modern: Peminatnya Tidak Banyak

Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey mengatakan ritel modern selama ini tidak banyak menjual Minyakita. Minyakita juga tidak diminati pembeli.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Ungkap Penyebab Ukuran Produk Makanan dan Minuman Mengecil

15 November 2022

Pengusaha Ungkap Penyebab Ukuran Produk Makanan dan Minuman Mengecil

Pengusaha menyebut tren produk makanan dan minuman (mamin) dengan kemasan serta ukuran diperkecil.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Lapor Daging Sapi dan Produk Turunannya Tak Boleh Masuk NTT

26 September 2022

Pengusaha Lapor Daging Sapi dan Produk Turunannya Tak Boleh Masuk NTT

Larangan masuk produk sapi dan turunannya dilakukan untuk mencegah masuknya penyakit mulut dan kuku (PMK).

Baca Selengkapnya

Harga Mi Instan di Bali Mulai Naik, Pengusaha: Tidak Ada Kepanikan

11 Agustus 2022

Harga Mi Instan di Bali Mulai Naik, Pengusaha: Tidak Ada Kepanikan

Pedagang sembako di Pasar Katrangan, Ni Made Kartini, mengatakan harga mi instan per dus dari distributor sudah mengalami kenaikan Rp 10 ribu.

Baca Selengkapnya