Pasar Lesu, Pefindo Revisi Outlook Summarecon Jadi Negatif

Reporter

Kamis, 29 September 2016 14:38 WIB

TEMPO/Joniansyah

TEMPO.CO, Jakarta - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) merevisi outlook PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) menjadi negatif. Revisi ini permintaan properti masih lemah.

Analis Pefindo Dahlia Kusuma Wardhani mengatakan, kondisi pasar yang masih lesu merupakan alasan dari direvisinya outlook SMRA. Secara umum perusahaan properti lebih menjaga timing (waktu yang tepat) untuk meluncurkan produk di semester kedua 2016.

"Biasanya mereka men-delay launching sambil menunggu pasar membaik sebelum meluncurkan produk baru," kata Dahlia di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 29 September 2016.

Saat ini peringkat SMRA adalah idA+, untuk perusahaan dan Obligasi Berkelanjutan I/2013-2015, dan idA+(sy) untuk Sukuk Ijarah Berkelanjutan I/2013-2015. Periode peringkat berlaku per 1 September 2016 hingga 1 September 2017.

Adapun faktor-faktor yang membatasi peringkat antara lain struktur permodalan yang moderat dan perlindungan arus kas yang rata-rata, risiko pengembangan proyek baru di area baru, dan karakteristik industri properti yang sensitif terhadap perubahan kondisi makro ekonomi.

“Faktor yang mendukung peringkat untuk naik kalau posisi pasar SMRA yang kuat di dalam industri properti, kualitas yang baik, dan posisi pendapatan berulang yang cukup,” ucap Anies.

SMRA merevisi target marketing sales tahun ini menjadi Rp 3,5 triliun. Artinya, SMRA memangkas marketing sales hingga 22,2 persen. Revisi target itu dilakukan karena kondisi pasar properti yang lesu. Padahal pada pada awal 2016, pengembang kawasan Summarecon Kelapa Gading itu optimistis bisa meraih pra penjualan hingga Rp 4,5 triliun.

Menurut Anies, peringkat SMRA akan diturunkan jika perbaikan kinerja keuangan SMRA berada di bawah ekspektasi sebagai akibat dari lemahnya penjualan properti dan lambatnya pekerjaan konstruksi. Peringkat juga berada dalam tekanan jika penambahan utang melebihi proyeksi yang berakibat pada struktur permodalan yang agresif di beberapa triwulan ke depan dengan rasio utang terhadap EBITDA berada di atas 4x.

Namun, kata Anies, outlook bisa direvisi menjadi stabil jika SMRA dapat memperbaiki struktur permodalan dan proteksi arus kas secara berkelanjutan.

DESTRIANITA

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

7 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

38 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

Warga Gaza Ikut Aksi Bekasi Bersama Palestina, Sebut Tidak Tahu Kabar Orang Tua

12 November 2023

Warga Gaza Ikut Aksi Bekasi Bersama Palestina, Sebut Tidak Tahu Kabar Orang Tua

Warga Gaza ini mengaku sangat cinta dengan orang-orang Indonesia karena sangat peduli terhadap Palestina.

Baca Selengkapnya

Aksi Bekasi Bersama Palestina, Lautan Manusia Disebut sampai Ujung Summarecon

12 November 2023

Aksi Bekasi Bersama Palestina, Lautan Manusia Disebut sampai Ujung Summarecon

Massa aksi Bekasi Bersama Palestina memadati kawasan car free day (CFD) di Jalan Ahmad Yani, Kota Bekasi, Minggu pagi, 12 November 2023.

Baca Selengkapnya