Tingkatkan Penghasilan Ikan, Perum Perindo Tambah 2 Armada

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Sabtu, 17 September 2016 05:02 WIB

Seorang warga memperhatikan kapal milik Haslindo yang berada di Pelabuhan perikanan samudera Nizam Zachman Jakarta, 24 Februari 2016. TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan Umum (Perum) Perikanan Indonesia menambah dua armada kapal perikanan agar mampu meningkatkan serapan ikan hasil tangkapan nelayan Merauke.

Upaya tersebut dalam rangka melaksanakan penugasan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti agar perusahaan perikanan BUMN mampu menyerap lebih banyak hasil tangkapan nelayan.

Sebanyak dua unit armada kapal angkut tambahan milik Perum Perindo telah disiapkan untuk beroperasi di perairan Merauke. Sebelumnya telah beroperasi dua unit kapal di perairan Merauke sejak Agustus 2015.

Perum Perikanan Indonesia pada Jumat (16 September 2016) melepas keberangkatan salah satu kapal yakni KM. Setia Utama dari Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan yang akan menuju fishing ground atau daerah penangkapan di Merauke.

Kapal dengan ukuran 132 Gross Ton (GT) milik Perum Perindo tersebut resmi diberangkatkan oleh Direktur Keuangan, SDM dan Umum Reti Ketrinia, Senior Manager Usaha Pelabuhan Farida Mokodompit dan General Manager Perum Perikanan Indonesia Cabang Pekalongan Abdul Ngaziz.

Satu unit kapal angkut berikutnya yaitu KM Perindo Jaya dengan ukuran 195 Gross Ton (GT) akan segera menyusul untuk diberangkatkan ke Merauke dari PPN Pekalongan.

Perum Perikanan Indonesia sebelumnya telah menyiapkan tiga unit kapal yang diberangkatkan dari Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta.

Dua unit kapal yaitu KM Fajar Makmur dan KM Samudera Dua telah beroperasi selama satu tahun di perairan Merauke dan Wanam. Kemudian KM Mina Anugrah 8 segera menyusul untuk diberangkatkan setelah selesai mengurus perijinan kapal. Jumlah tersebut akan terus ditambah untuk memenuhi kebutuhan kapal angkut di Merauke.

“Merauke menjadi fokus daerah penangkapan bagi Perum Perikanan Indonesia karena potensi perikanan tangkapnya yang melimpah tetapi selama ini menjadi daerah operasi kapal asing,” kata Sekretaris Perusahaan Perum Perikanan Indonesia, Agung Pamujo.

Dia menambahkan nelayan di Merauke sebelumnya merupakan plasma dari kapal-kapal asing yang telah dilarang beroperasi sejak diberlakukannya kebijakan moratorium kapal penangkap eks asing.

“Nelayan saat ini kesulitan memasarkan hasil tangkapan sehingga perlu peran perusahaan perikanan BUMN untuk menyerap hasil tangkapan,” tuturnya.

Perum Perikanan Indonesia berupaya untuk mengoptimalkan serapan ikan tangkapan nelayan tidak hanya dari Merauke melainkan dari berbagai wilayah di Indonesia. Sejak 2015, perusahaan berupaya untuk terus melakukan pengadaan puluhan unit kapal yang direncanakan terealisasi hingga akhir 2016.

BISNIS

Berita terkait

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

3 hari lalu

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

3 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

15 hari lalu

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

25 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

44 hari lalu

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

Sri Mulyani masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa mencapai 5,2 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

44 hari lalu

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

KKP menargetkan inflasi komoditas perikanan tahun 2023 sebesar 3+1 persen.

Baca Selengkapnya

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

44 hari lalu

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

Anggaran untuk mendukung perempuan dan disabilitas yang ada dalam sektor perikanan nasional.

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

45 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

46 hari lalu

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.

Baca Selengkapnya

Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

58 hari lalu

Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

Isu soal pertanian dan subsidi perikanan belum disetujui dalam KTM13 WTO di Abu Dhabi lalu. Meski demikian, sudah disetujui sekitar 80 member WTO.

Baca Selengkapnya