Pergerakan saham di lantai Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 18 Maret 2016. IHSG ditutup flat di level yang hampir sama dengan kemarin yakni 4.885,71 naik 0,02 poin atau 0%. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Bursa Efek Indonesia berencana menghapus batas bawah harga saham yang saat ini ditetapkan Rp 50 per lembar saham. Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Bursa Efek Indonesia Hamdi Hassyarbaini mengatakan, hal itu dilakukan untuk menggerakkan kembali saham-saham yang selama ini stagnan tak ditransaksikan.
"Sebetulnya yang diinginkan pasar adalah semua saham di bursa harus aktif, harus hidup. Jadi, investor itu punya banyak pilihan untuk melakukan investasi. Kalau sekarang, investasinya hanya saham tertentu," ujar Hamdi di Bursa Efek Indonesia, Selasa, 13 September 2016.
Dengan menghapus batas bawah, ucap Hamdi, pasar akan diuntungkan karena mereka mengetahui nilai saham yang sesungguhnya. Ada kemungkinan sebenarnya ada saham-saham yang memiliki harga di bawah Rp 50.
"Seharusnya itulah perdagangan dan transaksi. Artinya, pembentukan harga itu memang dari tawar-menawar. Kalau harga di bawah Rp 50, biarkan di bawah Rp 50, biarkan pasar yang menentukan harga saham," ucap Hamdi.
Hamdi menambahkan, penghapusan batas bawah tidak akan menimbulkan dampak besar terhadap pergerakan indeks yang dikhawatirkan menurun akibat harga saham yang kemungkinan akan turun ketika harga batas bawah dilepas. "Pengaruh enggak signifikan. Tapi kami harus ada batasan mendalam kira-kira pengaruh ke indeks berapa persen. Tapi untuk saat ini (Indeks) masih dalam keadaan kondusif," ucapnya.
Hamdi mengatakan, jika ketentuan itu diterapkan, bursa masih bisa memberikan pengawasan perdagangan dan menyampaikannya kepada investor melalui pengumuman UMA (unusual market activity) dan suspensi saham. "Bursa punya perangkat ini untuk investor. Ketika out of range, jangan main saham di harga yang naik-turun enggak wajar. Kalau harga di luar kewajaran, kami masukkan ke UMA. Lalu ada suspensi untuk bisa menentukan, apakah harus berada di saham itu atau tidak."
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.