Pemerintah Mendata Kebutuhan Lahan untuk Pangan  

Reporter

Jumat, 2 September 2016 13:26 WIB

Menko Perekonomian Darmin Nasution. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menggelar rapat koordinasi (rakor) mengenai kebijakan lahan untuk pangan. Menurut Darmin, kebijakan mengenai lahan penting agar status tanah jelas dan dimanfaatkan secara maksimal.

Darmin mengatakan pemerintah akan mendata kebutuhan lahan pangan. Perhitungan dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu menghitung kebutuhan sesuai dengan komoditas dan sesuai dengan kebutuhan per seribu penduduk.

"Dua pendekatan ini kalau digunakan dapat saling mengkoreksi dan memperkuat," ucap Darmin di kantornya, Jumat, 2 September 2016. Tujuan pendataan tersebut, ujar Darmin, adalah memastikan pemenuhan komoditas pangan.

Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno menuurkan pendataan akan digunakan untuk memperjelas fungsi lahan. "Banyak hutan yang sebenarnya sudah menjadi lahan pertanian," katanya.

Baca Juga: Sri Mulyani: Pengampunan Pajak Bukan Teror kepada Rakyat

Rini mengusulkan pemetaan lahan dilakukan dengan pendekatan langsung. Ia menyarankan penggunaan drone di titik lahan yang ditentukan dan memetakan pemiliknya.

Selain dilakukan pemetaan, ucap Menteri Pertanian Amran Sulaiman, lahan perlu ditambah agar investor tertarik. Dengan penambahan tersebut, target produksi dari gula, jagung, dan sapi bisa tercapai.

Menurut Amran, komoditas gula membutuhkan tambahan lahan seluas 268 ribu hektare untuk pabrik gula baru. Pabrik tersebut memiliki nilai investasi mencapai Rp 37,5 triliun. Pabrik gula eksisting juga membutuhkan tambahan lahan seluas 490 ribu hektare dengan nilai investasi Rp 47,5 triliun. Sedangkan pabrik gula rafinasi membutuhkan lahan seluas 380 ribu hektare.

Lahan tambahan yang dibutuhkan untuk komoditas jagung seluas 500 ribu hektare dengan nilai investasi Rp 4,1 triliun. Adapun untuk pemenuhan sapi, lahan yang dibutuhkan seluas 1 juta hektare dengan nilai investasi Rp 14 triliun. "Investasi sapi tersebut sudah dilirik sembilan perusahaan," tutur Amran.

Simak: Potensi Ekspor, 500 Ribu Hektare Sawah Organik Dibuka

Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil mengatakan lahan tersebut harus dikembalikan konsep dan fungsinya ke jalur yang semestinya.

Sedangkan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro mengusulkan pemetaan dengan memanfaatkan model satelit milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). "Badan Informasi Geospasial mempunyai kemampuan memetakan, sehingga ke depan tidak ada lagi perbedaan data mengenai luas lahan," ucapnya.

VINDRY FLORENTIN




Berita terkait

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

2 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

2 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Airlangga Nilai Putusan MK Beri Kepastian bagi Investor

10 hari lalu

Airlangga Nilai Putusan MK Beri Kepastian bagi Investor

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal dampak putusan MK yang menolak seluruh gugatan sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

13 hari lalu

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Tembus Rp16.100, Mirip dengan Kurs Krismon Mei 1998

16 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Tembus Rp16.100, Mirip dengan Kurs Krismon Mei 1998

Sejarah terulang lagi, nilai tukar rupiah melemah sampai ke titik di atas Rp16 ribu per dolar AS, sama seperti saat krisis moneter 1998.

Baca Selengkapnya

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

17 hari lalu

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bakal melakukan antisipasi imbas serangan Iran ke Israel agar perekonomian tidak terdampak lebih jauh.

Baca Selengkapnya

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

17 hari lalu

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

Harga komoditas pangan seperti daging, telur, cabai, dan garam turun pada Senin, 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

20 hari lalu

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

Holding BUMN Pangan ID FOOD memastikan ketersediaan pasokan pangan selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

24 hari lalu

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

PLN dan BNI menghadirkan 1.500 paket sembako harga murah Rp 59 ribu untuk pengemudi Ojol dan masyarakat umum.

Baca Selengkapnya

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

25 hari lalu

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024, sejumlah harga bahan pokok kian melonjak. Per 7 April 2024, Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mencatat harga daging sapi, daging ayam, cabai, bawang merah, dan bawang putih masih naik.

Baca Selengkapnya