TEMPO.CO, Tasikmalaya - Pemerintah akan membangun 500 ribu hektare sawah yang akan ditanami beras organik. "Tahap pertama, 500 ribu hektare secara bertahap, dan tiap tahun target 100 ribu. Bisa dikembangkan di Pulau Kalimantan dan Sumatera," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat membuka acara “Sewindu Ekspor Beras Organik ke Belgia” yang diselenggarakan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Simpatik di Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis, 1 September 2016.
Menurut Amran, sawah yang ditanami beras organik bisa merupakan sawah lama atau sawah baru hasil pencetakan. "Sawah baru 100 ribu hektare diarahkan ke beras organik," ujarnya.
Menurut dia, harga beras organik per kilogramnya mencapai Rp 30 ribu di dalam negeri. Sedangkan di luar negeri harganya Rp 90 ribu per kilogram atau sekitar 6 euro. "Tahu nilainya? Jika harga Rp 30 ribu (dengan luas lahan 500 ribu hektare), bisa menghasilkan Rp 4 triliun," ucapnya.
Atas tingginya harga jual beras organik, Amran meminta kepala badan dan kepala litbang membentuk tim khusus dalam mengawal beras organik. "Kita kawal bersama, karena ini sangat menguntungkan petani. Ini masa depan Indonesia untuk ekspor padi."
Baca: OJK: UMKM Sedang Beruntung
Saat ini, beras organik Indonesia sudah diekspor ke sejumlah negara, seperti Belgia, Italia, Amerika Serikat, Singapura, Malaysia, dan Uni Emirat Arab. "Sekarang sudah ada tujuh negara peminat beras organik Indonesia. Ini harus kita dorong. Ini namanya bertani dengan cerdas," Amran berujar.
Dalam proses penanaman hingga ekspor beras organik, menurut Amran, ada hal yang perlu disempurnakan. Salah satunya ketika petani harus memisahkan beras berwarna merah dan putih secara manual atau dipilih satu per satu. "Nanti kita gunakan teknologi. Insya Allah ke depan tidak terjadi lagi (pemindahan secara manual)," katanya.
Menurut Amran, Kabupaten Tasikmalaya sangat potensial mengembangkan sawah organik. Tasikmalaya berpotensi membangun 50 ribu hektare sawah yang ditanami beras organik. "Kita dorong jadi pertanian organik. Kita bantu sertifikasinya."
Amran menambahkan, beras organik sehat untuk tubuh. "Kalau perlu, di label kemasan ditulis ‘Mau Panjang Umur, Makan Beras Organik’," katanya diiringi tepuk tangan petani yang menghadiri acara tersebut.
Simak: Pertamina Kurangi Impor Premium 6 Juta Barel
Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum mengatakan pencetakan sawah baru di Kabupaten Tasikmalaya hingga saat ini sudah lebih dari 100 hektare. Dia menargetkan akan mencetak sawah baru seluas 6.000 hektare dan sebagian untuk sawah organik.
Pencetakan sawah ini, kata Uu, sudah dilakukan Bupati Sukapura (cikal bakal Tasikmalaya) Wiratanuningrat. "Saya terinspirasi nenek moyang saya (Wiratanuningrat). Dan saya telah mencetak sawah baru di Tasikmalaya selatan," ujarnya.
CANDRA NUGRAHA