Holding BUMN, Sri Mulyani: Bukan Penting atau Tidak Penting

Reporter

Rabu, 24 Agustus 2016 16:27 WIB

Sri Mulyani Indrawati. dok. TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa pembentukan holding badan usaha milik negara diperlukan. Namun, yang seharusnya menjadi perdebatan dan pembahasan bukanlah perlu atau tidak perlunya holding BUMN itu dilakukan.

"Bukan kenapa penting atau tidak penting, tapi mengenai bagaimana kita mencapai itu. Ada empat yang menjadi fokus, proses politik, proses financial, corporate culture, serta social economic dan hukum," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi VI di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 24 Agustus 2016.

Menkeu menegaskan, holdingisasi BUMN bukan berarti beberapa BUMN tersebut akan melebur. "Masing-masing tetap menjadi dirinya sendiri tetapi dikelola melalui satu bentuk holding," ucap mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia.

Baca Juga: Bahas Holding BUMN, Menteri Rini Matangkan Revisi Peraturan

Sri Mulyani menambahkan, pembentukan holding itu tidak hanya menguntungkan perusahaan holding tetapi juga menguntungkan BUMN yang tergabung dalam holding tersebut. "Sebagai bendahara negara, saya tidak hanya mengelola aset tetapi betul-betul memikirkan resource yang ada agar berdampak lebih besar."

Saat ini, rencana holdingisasi Badan Usaha Milik Negara masih dibahas oleh pemerintah. Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo mengatakan, pemerintah belum memutuskan pembentukan holding tersebut karena diperlukan revisi Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penyertaan dan Penatausahaan Modal Negara pada Badan Usaha Milik Negara.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, harus terdapat aturan yang memungkinkan pemerintah tetap menjadi pengendali utama dalam holdingisasi BUMN tersebut. Perusahaan yang memiliki komposisi saham 100 persen milik negara lah yang akan menjadi perusahaan induk holding.

Simak: Menteri Susi Dukung Harga Rokok Naik, Ini Alasannya

Dalam proses holdingisasi BUMN tahun ini, akan terdapat enam sektor yang akan dibentuk holding. Keenam sektor itu adalah pertambangan, minyak-gas, perumahan, infrastruktur, jasa keuangan, dan pangan. Rini optimistis holdingisasi BUMN akan rampung tahun ini.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

19 jam lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

20 jam lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

21 jam lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

21 jam lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

22 jam lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

22 jam lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

23 jam lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Prabowo Serahkan Program Makan Siang Gratis ke Jokowi, TKN Siap Beri Usulan untuk RAPBN 2025

1 hari lalu

Prabowo Serahkan Program Makan Siang Gratis ke Jokowi, TKN Siap Beri Usulan untuk RAPBN 2025

TKN memastikan pembahasan program makan siang gratis untuk RAPBN 2025 sudah dilakukan oleh Presiden Jokowi dan presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

2 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya