Perajin Batik Tulis Pacitan Kesulitan Pasarkan Produk

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Selasa, 23 Agustus 2016 23:00 WIB

Perajin menjemur Batik Quran yang dibuat dari bahan kain Primis di kawasan Kampung Batik Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah, 15 Juni 2016. TEMPO/Bram Selo Agung

TEMPO.CO, Jakarta - Perajin batik tulis di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur kesulitan untuk memasarkan produknya karena keterbatasan sarana dan prasarana selain kompetisi yang ketat dengan produk batik tulis daerah lain.

"Kami memang belum memiliki pangsar pasar yang bagus (spesifik) karena produk batik pace khas Pacitan masih kalah bersaing dengan daerah lain," kata Wiwit Peni Dwi Artari, Kepala Desa Watukarung sekaligus pembina kelompok perajin batik di Desa Watukarung, Kabupaten Pacitan, Sabtu, (23 Agustus 2016)

Menurut Wiwit, minimnya jumlah sumber daya manusia ikut mempengaruhi prospek perkembangan batik pace.

Akibatnya, kata dia, distribusi atau pemasaran batik khas Pacitan ke pelanggan atau pembeli terbatas.

"Perajin masih kesulitan mencari motif dan pewarnaan yang masih lemah," katanya.

Belum banyak campur tangan ataupun upaya langsung pemerintah daerah dalam membantu pemasaran batik pace yang dibuat para perajin batik tradisional di Pacitan, khususnya dari wilayah Kecamatan Pringkuku dan Desa Watukarung.

Wiwit mengatakan, strategi pemasaran yang dilakukan para perajin sejauh ini hanya mengandalkan promosi melalui media sosial Facebook ataupun blog, serta cara tradisional ke calon pembeli.

"Kebetulan daerah kami salah satu tujuan wisata wisatawan domestik dan mancanegara, sehingga penjualan sedikit terbantu," katanya.

Nia, salah sati perajin batik tulis di daerah yang sama mengatakan, selain pelaku/perajin industri batik tulis minim, harga yang masih minim yakni berkisar Rp120 ribu per lembar kain batik ukuran dua meter dinilai tidak sebanding dengan proses pembuatan yang lama.

"Penggiat seni kerajinan batik tulis ini tetap ada, terutama di kalangan ibu-ibu rumah tangga untuk mengisi waktu senggangnya. Namun untuk menjadi masif sepertinya sulit karena pemasaran belum bagus dan harga yang rendah," kata Nia.

ANTARA

Berita terkait

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

5 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

6 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

10 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

35 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

37 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

54 hari lalu

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.

Baca Selengkapnya

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

28 Februari 2024

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).

Baca Selengkapnya

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.

Baca Selengkapnya

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.

Baca Selengkapnya

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.

Baca Selengkapnya