Stan "Yuk Tanya Amnesty Pajak" yang didirikan di main hall Bursa Efek Indonesia masih sepi pengunjung, 22 Juli 2016. Tempo/Destrianita
TEMPO.CO, Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat beberapa peningkatan operasional terkait dengan perkembangan investor periode Januari-Juli 2016. Perlahan tapi pasti, jumlah single investor identification (SID), subrekening efek (SRE), dan login ke fasilitas AKSes mengalami peningkatan.
Menurut pegawai Unit Pemasaran dan Komunikasi KSEI, Nina Rizalina, hingga akhir Juli lalu, jumlah SID di pasar modal Indonesia meningkat 26 persen menjadi 491.116 dari 388.960. Sedangkan jumlah SRE meningkat 25 persen menjadi 618.251 dari 494.425 pada periode yang sama tahun lalu. "Pemanfaatan AKSes oleh investor juga meningkat sebesar 18 persen," kata Nina di Bursa Efek Indonesia, Rabu, 10 Agustus 2016.
Secara komposisi, sebagian besar investor pasar modal Indonesia merupakan investor perorangan lokal dengan jumlah 475.112 investor atau 97 persen dari total jumlah investor. Jumlah investor perorangan lokal tersebut meningkat sebesar 27 persen dibanding akhir Juli tahun lalu yang hanya 373.830 investor. "Kenaikan tersebut menandakan peningkatan kepercayaan masyarakat untuk bertransaksi di pasar modal Indonesia," ujar Nina.
Namun, jika dibanding kepemilikan saham, total aset yang tercatat di C-Best per 29 Juli 2016 masih didominasi investor asing dengan presentasi kepemilikan sebesar 64 persen atau senilai Rp 1.757,71 triliun. Adapun investor lokal hanya sebesar 36 persen atau memiliki aset total sebesar Rp 989,82 triliun.
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.