Peminat Pesawat N219 Berlimpah, Nasir Belum Gagas Ekspor

Reporter

Editor

Pruwanto

Minggu, 7 Agustus 2016 07:55 WIB

Pilot Uji PTDI, Esther Gayatri Saleh melakukan pengecekan pada Pesawat N219 sebelum uji coba terbang ke dua di Hanggar PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, 23 Desember 2015. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Solo -Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir menyatakan pemerintah belum berencana mengekspor pesawat N 219 meski sejumlah negara menyatakan berminat membelinya. Indonesia baru akan memproduksi pesawat tersebut mulai tahun depan. “Kami belum berfikir untuk ekspor,” kata Nasir saat ditemui di Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 6 Agustus 2016 malam.

Nasir mengatakan pesawat N219 memiliki pasar potensial sampai 200 unit. “Itu baru dari dalam negeri,” kata Nasir saat ditemui di Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 6 Agustus 2016 malam. Itu belum termasuk, kata Nasir, minat sejumlah negara seperti Myanmar dan Filipina, pada pesawat rancangan para insinyur Indonesia itu.

Pesawat N-219 merupakan pesawat perintis produksi dalam negeri. Pesawat ini, kata Nasir, memiliki kelebihan sangat sesuai dengan kondisi geografis Indonesia. Pesawat itu dibanderol sekira US$5 juta. Produk serupa biasa dijual di atas US$7 juta.

Baca:
Delapan Unit Pesawat N219 Buatan PTDI Dipesan Malaysia
Setelah N219, Dirgantara Indonesia dan Lapan Garap N245



“Pesawat ini hanya butuh landasan pacu 550 meter,” kata dia. Kelebihan ini menjadikan pesawat bisa mendarat dan terbang di setiap kabupaten. Karena pesawat tak memerlukan lahan yang luas untuk bandar udara lokal. “Harganya juga lebih murah,” kata Nasir.

Persoalannya, kata Nasir, PT Dirgantara Indonesia dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional masih menemui hambatan dalam memproduksi pesawat N219. Kemampuan produksi pesawat itu masih sangat terbatas. Dalam satu tahun, Indonesia baru bisa membuat 24 unit saja. “Perlu waktu hingga delapan tahun untuk memproduksi 200 pesawat,” kata dia.

Baca: Pesawat N219 Buatan PTDI Diuji Terbang Agustus

Karena keterbatasan itulah, Nasir menegaskan, pesawat N219 yang dibuat nantinya diprioritaskan untuk pembeli dari dalam negeri. Produksi pesawat secara massal diperkirakan bisa dimulai April tahun depan. Adapun sekarang, pesawat masih dalam proses sertifikasi.

Sertifikasi oleh LAPAN dan PT Dirgantara Indonesia ini sudah memasuki tahap terakhir, yakni bagian wing (sayap) dan landing gear. Sertifikasi diharapkan tuntas pada November tahun ini. “Agar bisa segera uji coba terbang,” kata dia.

(Baca: Prototipe Pesawat N219 Masuk Tahap Uji Coba Pendaratan)

AHMAD RAFIQ

Berita terkait

Apa Peran PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dalam Pengembangan Mobil Terbang Vela Alpha

22 Februari 2024

Apa Peran PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dalam Pengembangan Mobil Terbang Vela Alpha

PT Dirgantara Indonesia (Persero) turut serta dalam pengembangan mobil terbang Vela Alpha. Bagaimana peran PTDI di proyek ini?

Baca Selengkapnya

Bappenas, PT DI dan Pemprov Bali Teken Kerja Sama Pemanfaatan Pesawat N219

17 Februari 2024

Bappenas, PT DI dan Pemprov Bali Teken Kerja Sama Pemanfaatan Pesawat N219

PT Dirgantara Indonesia (PT DI) , Kementerian PPN/Bappenas, dan pemerintah provinsi Bali menandatangani kesepakatan bersama pemanfaatan pesawat N219.

Baca Selengkapnya

Pembayaran Gaji Karyawan PT Dirgantara Indonesia Bermasalah, Ini Penjelasan Stafsus Erick Thohir

19 Desember 2023

Pembayaran Gaji Karyawan PT Dirgantara Indonesia Bermasalah, Ini Penjelasan Stafsus Erick Thohir

Stafsus Erick Thohir merespons persoalan pembayaran gaji karyawan PT Dirgantara Indonesia yang mesti dicicil.

Baca Selengkapnya

PTDI Belum Lunasi Gaji Karyawan, Ini Penjelasan Perusahaan

19 Desember 2023

PTDI Belum Lunasi Gaji Karyawan, Ini Penjelasan Perusahaan

Perusahaan pelat merah produsen pesawat PT Dirgantara Indonesia atau PTDI belum melunasi gaji karyawannya pada November 2023.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ajak Investasi Pembangunan Pabrik Bubuk Mesiu di Indonesia

29 November 2023

Bamsoet Ajak Investasi Pembangunan Pabrik Bubuk Mesiu di Indonesia

Bambang Soesatyo mendukung rencana kerjasama antara perusahaan nasional Sapta Indonesia dan NRC Thailand untuk mendirikan sebuah fasilitas produksi bubuk mesiu atau gun powder yang sangat dibutuhkan dunia di Indonesia.

Baca Selengkapnya

PT Dirgantara Indonesia Ekspor 6 Pesawat NC212i ke Filipina

20 Oktober 2023

PT Dirgantara Indonesia Ekspor 6 Pesawat NC212i ke Filipina

PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mengekspor 6 pesawat terbang NC212i ke Filipina.

Baca Selengkapnya

PT Pindad, PT PAL, PT Dirgantara Indonesia Dilaporkan ke Ombudsman, Apa Kasusnya? Ini profilnya

18 Oktober 2023

PT Pindad, PT PAL, PT Dirgantara Indonesia Dilaporkan ke Ombudsman, Apa Kasusnya? Ini profilnya

Tiga Perusahaan BUMN dilaporkan ke Ombudsman yaitu PT Pindad, PT PAL, dan PT Dirgantara Indonesia. Soal jual senjata ilegal ke Myanmar?

Baca Selengkapnya

Diduga Jual Senjata Ilegal ke Myanmar, 3 BUMN Dilaporkan ke Ombudsman

17 Oktober 2023

Diduga Jual Senjata Ilegal ke Myanmar, 3 BUMN Dilaporkan ke Ombudsman

Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan (SSR) melaporkan tiga BUMN ke Ombudsman RI tentang dugaan penjualan senjata ilegal ke Myanmar

Baca Selengkapnya

Profil 3 BUMN yang Dituding Jual Senjata ke Junta Militer Myanmar

6 Oktober 2023

Profil 3 BUMN yang Dituding Jual Senjata ke Junta Militer Myanmar

Tiga BUMN dituding menjual senjata ke Junta Myanmar pasca kudeta pada 1 Februari 2021. Berikut profil tiga BUMN tersebut.

Baca Selengkapnya

Kasus Dugaan 3 BUMN Jual Senjata Ilegal ke Myanmar, Komnas HAM Didesak Investigasi

5 Oktober 2023

Kasus Dugaan 3 BUMN Jual Senjata Ilegal ke Myanmar, Komnas HAM Didesak Investigasi

Organisasi koalisi masyarakat sipil untuk reformasi sektor keamanan meminta Komnas HAM usut kasus dugaan penjualan senjata ilegal ke Myanmar oleh 3 BU

Baca Selengkapnya