BPS: Konsumsi Rumah Tangga Picu Pertumbuhan Ekonomi

Reporter

Jumat, 5 Agustus 2016 14:56 WIB

Pasar Tradisional. TEMPO/Tri Handiyatno

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan peningkatan konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia pada triwulan II-2016 yang tumbuh hingga 5,18 persen (yoy).

"Pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat terutama pada kelompok hotel dan restoran, transportasi dan komunikasi serta perumahan dan perlengkapan rumah tangga," kata Suryamin dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (5 Agustus 2016).

Suryamin mengatakan konsumsi rumah tangga itu didukung oleh pemberian gaji 13 dan 14 oleh pemerintah yang dimanfaatkan pada perayaan Lebaran serta sebagai persiapan dalam menghadapi tahun ajaran baru.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2016 juga mendapatkan kontribusi dari konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) karena adanya kegiatan berskala nasional seperti Mukernas, Rakernas serta Kongres berbagai partai politik maupun organisasi masyarakat.

Kemudian, Suryamin memastikan adanya peningkatan signifikan dari konsumsi pemerintah karena tingginya realisasi belanja pegawai maupun barang pada APBN.

"Ini merupakan hasil dari penggenjotan belanja pemerintah seperti instruksi dari Presiden sehingga hasil resapan secara efektif mulai terlihat," katanya.

Ia menambahkan sektor investasi juga memberikan kontribusi dalam ekonomi pada triwulan II-2016 yang didukung peningkatan belanja modal untuk konstruksi serta pertumbuhan barang modal jenis Cultivated Biological Resources terutama tanaman sawit, teh dan coklat.

"Pengeluaran pemerintah sangat berperan dalam pembangunan infrastruktur yang didukung oleh masuknya PMA maupun PMDN, serta peningkatan usaha UKM," jelas Suryamin.

Namun, kinerja sektor perdagangan masih mengalami kelesuan yang dipicu oleh kontraksi ekspor barang non migas karena perlambatan di negara tujuan ekspor dan impor yang terkena imbas dari penurunan permintaan domestik serta depresiasi rupiah.

Secara keseluruhan, BPS mencatat konsumsi rumah tangga pada triwulan II-2016 tumbuh 5,04 persen, konsumsi pemerintah 6,28 persen, konsumsi LNPRT 6,72 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 5,06 persen. Tapi, ekspor tumbuh negatif 2,73 persen dan impor negatif 3,01 persen.

Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi triwulan II-2016 ikut dipengaruhi oleh sektor pertanian yang tumbuh karena ada pergeseran panen raya tanaman pangan serta industri pengolahan karena tingginya permintaan jelang Lebaran.

"Lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, terutama komoditas tanaman perkebunan serta adanya pergeseran musim panen raya padi," kata Suryamin.

Pertumbuhan tersebut juga diikuti oleh lapangan usaha lainnya, kecuali pertambangan dan penggalian yang kontraksi 0,72 persen, terutama industri jasa keuangan dan asuransi yang tumbuh (yoy) 13,51 persen, informasi dan komunikasi 8,47 persen dan jasa lainnya 7,88 persen.

BPS juga mencatat struktur perekonomian Indonesia pada triwulan II-2016 masih didominasi oleh kelompok provinsi di Jawa dan Sumatera yang masing-masing memberikan kontribusi sebesar 58,81 persen dan 22,02 persen terhadap PDB.

Dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2016 telah mencapai 5,18 persen, maka secara akumulatif pertumbuhan ekonomi pada semester I-2016 mencapai 5,04 persen.

Sementara itu, perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan II-2016 mencapai Rp3.086,6 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.353,2 triliun.


ANTARA

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

13 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

4 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

4 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

5 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

6 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

6 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

6 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

6 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya