Soal Jagung Pipil, Produsen Pakan Ternak Ragukan Data BPS

Reporter

Selasa, 12 Juli 2016 05:15 WIB

TEMPO/Aris Andrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Produsen pakan ternak meragukan data Badan Pusat Statistik yang menyebutkan produksi jagung tahun lalu 19,6 juta ton pipilan kering alias surplus 2,7 juta ton. Ketua Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) Sudirman mengungkapkan pelaku usaha tidak perlu mengimpor seandainya pasokan jagung lokal memadai.

Kenyataannya, produsen pakan ternak mengimpor 3 juta ton dari kebutuhan sekitar 8 juta ton sepanjang 2015. "Kami kesulitan memperoleh suplai. Tidak tahu jagungnya ada di mana," katanya pada Senin, 11 Juli 2016.

Jika pasokan mencukupi, Sudirman mmelanjutkan, produsen pakan ternak sebetulnya lebih memilih jagung lokal karena kualitasnya lebih baik. Jagung impor, tuturnya, berkualitas lebih rendah karena merupakan stok lama. Data itu pun patut dipertanyakan mengingat kapasitas penyimpanan di dalam negeri (silo dan warehouse) hanya 2 juta ton.

Puncak musim panen yang biasanya jatuh pada Maret-Mei, produksi bisa mencapai belasan juta ton. Berpatokan pada angka 19,6 juta ton, maka puncak panen tahun lalu bisa menghasilkan sekitar 12 juta ton atau 65 persen dari total produksi setahun. Artinya, ada 10 juta ton yang tidak dapat ditampung oleh gudang di dalam negeri. Sedangkan ekspor jagung selama ini hanya 200.000 ton per tahun. "Pertanyaannya, di mana jagung yang sekitar 9 juta ton itu?" ujar Sudirman.

Proyeksi kebutuhan jagung tahun lalu (tanpa memperhitungkan losses) menurut Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) Kementerian Pertanian mencapai 16,9 juta ton. Khusus pabrik pakan ternak membutuhkan jagung untuk bahan baku sebanyak 8,4 juta ton. Adapun tahun ini, industri tersebut membutuhkan jagung 8,6 juta ton. Dirjen Tanaman Pangan Kementan Hasil Sembiring tak memberikan penjelasan gamblang mengenai ketidaksesuaian data BPS. "Harusnya cukup, tapi mereka (produsen pakan ternak) selalu meragukan data kami," ujarnya.

BPS awal bulan ini mengumumkan angka tetap produksi jagung 2015 sebanyak 19,6 juta ton pipilan kering atau naik tipis 3,2% dari realisasi tahun sebelumnya. Kenaikan produksi ditopang oleh peningkatan produktivitas meskipun luas panen menurun. Produktivitas jagung meningkat dari 49,5 kuintal per hektare menjadik 51,8 kuintal per hektare.

Sebaliknya, luas panen menurun dari 3,84 juta ha menjadi 3,79 juta ha. Peningkatan produksi jagung yang relatif besar terjadi di Jawa Timur, Sumatra Utara, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, dan Sumatra Selatan. Sementara itu, penurunan produksi yang relatif besar terjadi di Lampung, Sulawesi Utara, Jawa Barat, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah.


BISNIS.COM

Berita terkait

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

3 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

6 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

8 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

8 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

19 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

31 hari lalu

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

33 hari lalu

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

34 hari lalu

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.

Baca Selengkapnya

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

42 hari lalu

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur

Baca Selengkapnya

Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

45 hari lalu

Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

Program pengairan dan alsintan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Kukar.

Baca Selengkapnya