Pemerintah Diminta Tak Tergantung Impor Ikan

Reporter

Sabtu, 18 Juni 2016 15:44 WIB

Pekerja melakukan perbaikan kapal nelayan di Muara Baru, Jakarta, Selasa (26/7). Kondisi prima kapal, sangat membantu para nelayan untuk melakukan pekerjaan penangkapan ikan di laut. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Izin Pemasukan Hasil Perikanan (IPHP) atau impor ikan masih banyak diajukan oleh para pelaku industri perikanan kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Tercatat, pada periode Januari-Maret 2016 IPHP berjumlah 29.035 ton, dengan realisasi impor sebesar 11.460 ton.

Kebijakan pemerintah yang memberikan izin impor untuk sejumlah jenis ikan, dianggap sebagai solusi jangka pendek dan tak boleh dibiarkan berlarut-larut.

"Impor ini solusi jangka pendek, jangan sampai mendorong ketergantungan dan menciderai harga pasar," ujar Arif Satria Dekan Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB), dalam diskusi, di Menteng, Jakarta, Sabtu, 18 Juni 2016.

Baca Juga: Impor Ikan Terjadi Akibat Banyak Regulasi Menghambat

Hingga April 2016, bersasarkan data dari KKP, IPHP telah diberikan kepada 167 perusahaan importir. Yakni, industri pengalengan (27,25 persen), re-ekspor (45,33 persen), pemindangan (17,66 persen), fortifikasi (0,41 persen), horeka dan pasar modern (6,46 persen), kemudian umpan (2,90 persen).

Arif menambahkan keran impor harus dibatasi dengan syarat dan kondisi khusus yang memprioritaskan produksi ikan dalam negeri. "Misalnya impor jika ketersediaan ikan sejenis tidak mencukupi," katanya.

Arif mengaku miris mengetahui daftar negara-negara pemasok impor ikan Indonesia. "Kita sedih masak impor ikan kembung misalnya harus dari Arab Saudi, Yaman, bahkan Malaysia," katanya.

Berita Menarik: 10 Jenis Ikan yang Paling Banyak Diimpor Indonesia



Arif meminta pemerintah harus mengkaji dan memeriksa DNA atau asal ikan impor tersebut. "Impor juga harus cek lagi, jangan-jangan asalnya dari kita."

Untuk mengatasi problem impor ikan, Arif mengatakan dibutuhkan solusi percepatan sistem logistik ikan dan rantai dingin. Ada kebutuhan membangun cold storage berantai untuk menyimpan suplai ikan dalam negeri. "Misal di timur Indonesia over supply, bisa disimpan dulu nanti kalau ada daerah yang kekurangan didistribusikan, semacam bulog perikanan," katanya.

Langkah ini juga diharapkan dapat mengatasi disparitas harga hasil perikanan akibat kurangnya suplai atau distribusi ikan yang tidak merata. Oleh karena itu, untuk mendukung langkah-langkah tersebut, menurut Arif dibutuhkan roadmap industri perikanan dan kelautan Indonesia yang jelas dan terukur. "Jadi ada kesamaan persepsi kalau roadmapnya clear."

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Jumlah Penerima LPDP 2024 Capai 39.040 Orang, IPB Masuk 4 Besar Pilihan Terbanyak

23 jam lalu

Jumlah Penerima LPDP 2024 Capai 39.040 Orang, IPB Masuk 4 Besar Pilihan Terbanyak

Selain IPB, ada beberapa kampus favorit di dalam negeri maupun luar negeri tujuan beasiswa LPDP tahun lalu yang bisa dijadikan referensi.

Baca Selengkapnya

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

4 hari lalu

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.

Baca Selengkapnya

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

5 hari lalu

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.

Baca Selengkapnya

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

6 hari lalu

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.

Baca Selengkapnya

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

8 hari lalu

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

Menjadi seorang aktuaris memang tidak mudah karena dalam pekerjaannya mengaplikasikan beberapa ilmu sekaligus seperti matematika hingga statistika.

Baca Selengkapnya

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

10 hari lalu

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

Kampus UGM, UI, Unair, dan IPB masuk daftar prodi biologi terbaik di dunia versi QS WUR 2024.

Baca Selengkapnya

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

10 hari lalu

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.

Baca Selengkapnya

Menantu Jokowi dari Wali Kota Medan Niat Maju ke Pilgub Sumut 2024, Berikut Karier Politik dan Usaha Bobby Nasution

10 hari lalu

Menantu Jokowi dari Wali Kota Medan Niat Maju ke Pilgub Sumut 2024, Berikut Karier Politik dan Usaha Bobby Nasution

Wali Kota Medan, Bobby Nasution akan mengambil formulir Pilgub Sum dari partai-partai, kecuali PDIP. Menantu Jokowi ini lulusan mana?

Baca Selengkapnya

IPB Universitas Terbaik Ke-3 di ASEAN Versi AppliedHe, Kalahkan 77 Pesaing Termasuk UI dan ITB

19 hari lalu

IPB Universitas Terbaik Ke-3 di ASEAN Versi AppliedHe, Kalahkan 77 Pesaing Termasuk UI dan ITB

AppliedHe menempatkan IPB sebagai universitas terbaik ke-3 se-Asia Tenggara. Mengalahkan UI dan ITB di level lokal.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Bicara Domba, dari Evolusi dan Ras hingga Kondom dan Kloning

19 hari lalu

Guru Besar IPB Bicara Domba, dari Evolusi dan Ras hingga Kondom dan Kloning

Domba disebut pakar ekologi dari IPB ini sangat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan sekaligus salah satu hewan ternak yang unik.

Baca Selengkapnya