BKPM: Perusahaan Cina Minati 4 Sektor Investasi Indonesia
Rabu, 15 Juni 2016 11:24 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan ada beberapa sektor unggulan yang bisa menggaet perusahaan asal Cina untuk berinvestasi di Indonesia. Menurut dia, setidaknya ada empat sektor yang kerap diburu investor Cina, yakni smelter, electronic appliances, infrastruktur, dan industri minuman.
"Empat bidang usaha ini memang banyak masuk dari Cina," kata Franky dalam keterangan tertulis, Rabu, 15 Juni 2016. Menurut dia, hal itu didasari hasil dari kunjungannya ke Kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang, Cina.
Franky mencontohkan, untuk bidang smelter, ekspansi yang dilakukan perusahaan-perusahaan Cina sudah terlihat dalam beberapa tahun terakhir. Terutama pada 2015, banyak perusahaan gencar merealisasi investasinya. "Di Qingdao, ada beberapa perusahaan di bidang smelter yang ingin masuk,” katanya.
Untuk sektor electronic appliances dan industri minuman, Franky mengklaim banyak perusahaan Cina yang berminat menanamkan modalnya. Menurut dia, Cina melihat Indonesia memiliki biaya tenaga kerja yang kompetitif dan pasar yang luas. "Saya mengingatkan mereka agar dapat memiliki jaringan distribusi yang baik," ujarnya.
Sedangkan di bidang infrastruktur, banyak perusahaan besar asal Cina akan berinvestasi di Indonesia. Bahkan beberapa di antaranya badan usaha milik negara yang memiliki kemampuan menanamkan modal dengan capital expenditure yang besar. Franky mengatakan beberapa perusahaan Cina pun sudah masuk di sektor ini, seperti transportasi, listrik, dan pelabuhan.
Sejak 2010, kata Franky, tercatat Cina sudah merealisasi investasinya di Indonesia sebesar US$ 2,6 miliar. Realisasi tersebut khususnya di sektor infrastruktur, industri logam, mesin, dan elektronik. Sedangkan, terkait dengan komitmen investasi, Franky mengatakan dalam periode yang sama sudah tercapai US$ 52,3 miliar.
Adapun pada periode triwulan pertama 2016, realisasi investasi dari Cina mencapai US$ 464 juta, yang terdiri atas 339 proyek dan menyerap 10.167 tenaga kerja. Posisi Cina tersebut berada di peringkat keempat setelah Singapura, Jepang, dan Hong Kong.
GHOIDA RAHMAH