Dihargai Rendah, Petani Bangkalan Ogah Jual Jagung ke GPMT

Reporter

Rabu, 8 Juni 2016 23:03 WIB

Panen raya jagung di Desa Mumbu, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Dari 65.000 hektare lahan jagung pada tahun 2012, saat ini luas lahan jagung di Dompu dapat mencapai angka sekitar 35.000 hektare. Tempo/Jati Mahatmaji

TEMPO.CO, Bangkalan -Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, tertarik dengan tawaran kerja sama dari Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT). Saat berkunjung ke Bangkalan bersama tim dari Kemenko Perekonomian, GPMT menyatakan siap membeli seluruh produksi jagung petani di Bangkalan. "Berapa pun jumlahnya, mereka akan beli," kata Kepala Bidang Produksi Pertanian dan Holtikultura, Dispertanak Bangkalan, Geger Heri Susianto, Rabu, 8 Juni 2016.

Namun, kata Heri, kerjama sama itu akan sulit berjalan, sebab patokan harga beli jagung petani dari GPMT lebih rendah dibanding harga di pasaran lokal. GPMT hanya mampu membeli Rp1800-2000 per kilogram, sedangkan harga jual petani ke pedagang Rp3000-3500 per kilogram. "Kalau murah, petani pasti tidak mau jual."

Meski lebih murah, kata Heri, tawaran GPMT bisa jadi 'ban serep'. Jika suatu saat produksi jagung melimpah namun tidak terserap pasar, maka GPMT bisa jadi solusi jangka panjang, untuk membeli jagung petani. "GPMT bilang gak apa-apa jadi serep, yang penting harga beli jagung segitu."

Data Dinas Pertanian dan Peternakan Bangkalan menyebutkan total luas areal tanaman jagung di 18 kecamatan mencapai 60 ribu hektare berupa lahan hamparan kering. Dari luas itu, 60 persennya lahan masih ditanami jagung local (kecil), dengan produksi tak lebih dari 2 hingg 2,5 ton per hektare. Sebanyak 40 persen sisanya ditanami jagung hibrida (besar) yang produksi mencapai 7 ton per hektare.

Ketua Kelompok Tani Desa Jaddih, Kecamatan Socah, Jakfar mengatakan meski produksi jagung hibrida lebih tinggi, namun harga jualnya lebih rendah dibanding jagung kecil lokal. Saat ini harga jagung besar (hibrida) Rp 4 ribu per kilogram, sedangkan jagung kecil (lokal) Rp7 ribu, biasanya khusus untuk makanan burung dara.

Selain harga, kata Jakfar, yang membuat petani ogah menanam hibrida karena tinggi kadar airnya sehingga kurang enak dijadikan beras jagung dan dikonsumsi. "Di sini nasi jagung adalah menu favorit."



MUSTHOFA BISRI

Berita terkait

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

9 hari lalu

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.

Baca Selengkapnya

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

14 hari lalu

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

Harga komoditas pangan seperti daging, telur, cabai, dan garam turun pada Senin, 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

17 hari lalu

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

Holding BUMN Pangan ID FOOD memastikan ketersediaan pasokan pangan selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

21 hari lalu

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

PLN dan BNI menghadirkan 1.500 paket sembako harga murah Rp 59 ribu untuk pengemudi Ojol dan masyarakat umum.

Baca Selengkapnya

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

21 hari lalu

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024, sejumlah harga bahan pokok kian melonjak. Per 7 April 2024, Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mencatat harga daging sapi, daging ayam, cabai, bawang merah, dan bawang putih masih naik.

Baca Selengkapnya

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

25 hari lalu

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

Analis Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini makin merosot menyentuh level Rp 15.910 sampai Rp 15.960.

Baca Selengkapnya

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

27 hari lalu

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

Emiten pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk. mencetak laba bersih tahun berjalan senilai Rp 420,07 miliar sepanjang 2023.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

33 hari lalu

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

Ombudsman RI meminta pemerintah memperpanjang bantuan pangan hingga Desember 2024.

Baca Selengkapnya

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

34 hari lalu

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

Harga bahan pokok terkini, sebagian besar mengalami kenaikan, seperti beras dan cabai.

Baca Selengkapnya

Terkini: Titik Rawan Macet di Jalan Tol dan Pantura saat Mudik Lebaran 2024, Sri Mulyani Dicecar Anggota DPR soal Program Makan Siang Gratis

39 hari lalu

Terkini: Titik Rawan Macet di Jalan Tol dan Pantura saat Mudik Lebaran 2024, Sri Mulyani Dicecar Anggota DPR soal Program Makan Siang Gratis

Menhub Budi Karya Sumadi memperkirakan titik kemacetan pada arus mudik Lebaran 2024 akan terjadi di ruas Jalan Tol Cipali.

Baca Selengkapnya