Harga Minyak Melonjak, Tertinggi dalam Setahun

Reporter

Selasa, 7 Juni 2016 09:36 WIB

Pengeboran minyak dan gas di lepas pantai perairan Madura. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak dunia melonjak pada Senin atau Selasa pagi WIB, 7 Juni 2016, dengan patokan Amerika Serikat minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mencapai tingkat tertinggi dalam hampir setahun, karena para pedagang fokus pada tanda-tanda penyusutan surplus.

Setelah harga jatuh pada Jumat, 3 Juni 2016 menyusul laporan ketenakerjaan AS mengecewakan, yang menimbulkan pertanyaan tentang kekuatan ekonomi terbesar di dunia itu, sejumlah elemen gabungan mengangkat pasar minyak lebih tinggi, kata Kyle Cooper dari IAF Advisors.

"Arab Saudi menaikkan harga minyaknya, jadi saya pikir itu bagian dari hal tersebut," kata Cooper. Dia juga menunjuk melemahnya dolar AS dan serangan terhadap infrastruktur minyak di Nigeria, produsen minyak terbesar Afrika.

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Juli melonjak US$ 1,07 menjadi berakhir di US$ 49,69 per barel di New York Mercantile Exchange, penutupan tertinggi sejak Juli 2015.

Di London, minyak mentah Brent North Sea, patokan Eropa, untuk pengiriman Agustus naik 91 sen menjadi menetap di US$ 50,55 per barel.

Serentetan serangan militan baru-baru ini terhadap fasilitas minyak di Nigeria selatan telah mengurangi produksi negara tersebut menjadi 1,4 juta barel per hari, jauh di bawah 2,2 juta barel per hari yang telah direncanakan pemerintah.

Sebagian besar serangan telah diklaim dilakukan oleh Delta Niger Avengers, yang menginginkan bagian lebih adil dari pendapatan sektor minyak bagi masyarakat setempat.

"Meskipun pada akhir pekan Exxon mengumumkan telah mencabut force majeure di Qua Iboe, aliran ekspor terbesar negara itu, kekhawatiran pasokan terus berlanjut di tengah ancaman sabotase lebih lanjut dari Niger Delta Avengers," kata Matt Smith dari ClipperData.

Ali Majed Al Mansoori, ketua Departemen Pembangunan Ekonomi Abu Dhabi, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan televisi Bloomberg bahwa surplus minyak dunia turun menjadi 1,2 juta dari 1,5 juta barel per hari dan telah menyusut lebih cepat dari yang diharapkan.

Dengan pemulihan pasar di jalurnya, kisaran harga US$ 55 hingga US$ 60 per barel dimungkinkan pada tahun ini, kata Mansoori.

Abu Dhabi mengontrol sebagian besar cadangan minyak di Uni Emirat Arab, anggota OPEC.

Pedagang juga didorong oleh spekulasi bahwa Federal Reserve tidak akan menaikkan suku bunga bulan ini, yang akan melemahkan dolar AS dan memperkuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar.

Ketua Fed Janet Yellen mengatakan di Dewan Urusan Dunia Philadelphia pada Senin bahwa pasar tenaga kerja secara keseluruhan cukup positif, meskipun pelambatan baru-baru dalam penciptaan lapangan pekerjaan "dipantau secara ketatt".

Dia mengatakan tambahan kenaikan suku bunga mungkin masih akan tepat, tetapi tidak memberikan jangka waktu tertentu untuk kenaikan berikutnya. Demikian laporan AFP dan Xinhua.

ANTARA

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

1 hari lalu

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

Cadangan minyak Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan sebesar 7,3 juta barel pada pekan yang berakhir pada 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

9 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

16 hari lalu

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

16 hari lalu

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

17 hari lalu

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

17 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

8 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

5 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

21 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

7 Juni 2023

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?

Baca Selengkapnya