TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak dunia telah menembus angka US$ 50 per barel untuk pertama kalinya pada 2016. Hal ini disebabkan adanya gangguan terhadap suplai dan peningkatan permintaan dunia terhadap minyak.
Pada Kamis, 26 Mei 2016, harga minyak mentah Brent menembus US$ 50,22, tertinggi sejak November tahun lalu. Kenaikan ini sejalan dengan data yang ditunjukkan Amerika Serikat, yakni persediaan minyak telah jatuh setelah adanya gangguan pasokan akibat kebakaran di Kanada.
Dari data yang dikumpulkan Departemen Energi Amerika Serikat, persediaan minyak mentah Amerika Serikat saat jatuh ialah 4,2 juta barel dan bersisa 537,1 juta barel di pekan ketiga Mei.
Saat ini Kanada adalah pemasok minyak mentah terbesar di Amerika. Namun kebakaran hutan di bagian barat Kanada beberapa waktu lalu telah mengurangi pasokan mereka hingga sejuta barel per hari.
Selain itu, adanya pertemuan antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia terkait dengan pembekuan produksi minyak telah mendorong kenaikan harga. Begitu pula dengan gangguan jangka pendek yang telah mempengaruhi harga minyak.
Gangguan produksi di Kanada bukan satu-satunya masalah yang menyebabkan harga minyak naik. Serangan oleh sekelompok militan di Nigeria juga berpengaruh, tepatnya setelah mereka membatasi saluran minyak di sana. Permintaan terhadap minyak pun lebih baik dibanding yang diharapkan sebelumnya. Tawaran menarik muncul dari negara seperti Cina, India, serta Rusia.
EGI ADYATAMA | BBC
Berita terkait
Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah
2 hari lalu
Cadangan minyak Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan sebesar 7,3 juta barel pada pekan yang berakhir pada 26 April 2024.
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi
9 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaEkskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak
16 hari lalu
Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.
Baca SelengkapnyaKonflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel
16 hari lalu
Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram
17 hari lalu
Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.
Baca SelengkapnyaAnalis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar
17 hari lalu
Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
8 Januari 2024
Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru
5 Januari 2024
Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?
21 Juni 2023
Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?
7 Juni 2023
Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?
Baca Selengkapnya