Wall Street Cenderung Datar Menjelang Data Ketenagakerjaan AS

Reporter

Jumat, 6 Mei 2016 07:18 WIB

AP/Lee Jin-man

TEMPO.CO, Jakarta - Saham-saham di Wall Street berakhir cenderung datar atau sedikit berubah pada Kamis (Jumat pagi, 6 Mei 2016, WIB), karena para investor menghindari taruhan baru menjelang laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat untuk April pada Jumat, 6 Mei 2016.

Saham-saham telah dibuka lebih tinggi, tapi reli pagi segera melemah. Para investor takut laporan ketenagakerjaan pada Jumat waktu AS, tidak akan cukup kuat untuk menunjukkan pertumbuhan ekonomi sedang meningkat setelah pada kuartal pertama lamban.

"Saya tidak berpikir ada yang ingin mengambil posisi menjelang data ketenagakerjaan besok," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di First Standard Financial. "Besok bisa berarti akhir dari kemunduran atau percepatan kemunduran."

Indeks Dow Jones Industrial Average sedikit menguat 9,45 poin (0,05 persen) menjadi ditutup pada 17.660,71. Indeks berbasis luas S&P 500 turun tipis 0,49 poin (0,02 persen) menjadi berakhir di 2.050,63, sementara indeks komposit Nasdaq kehilangan 8,55 poin (0,18 persen) menjadi 4.717,09.

Tesla Motors jatuh 5,0 persen karena para analis bereaksi skeptis terhadap pengumuman pembuat mobil listrik bahwa ia sedang menambah dua tahun hingga 2018 jangka waktu untuk membangun 500 ribu mobil per tahun. "Kami tidak percaya Tesla akan mampu mencapai total produksi 500 ribu unit pada 2018," bunyi catatan dari JPMorgan Chase.

Raksasa e-commerce Cina, Alibaba, yang tercatat di AS, melonjak 4,0 persen karena melaporkan lonjakan 39 persen dalam pendapatannya menjadi US$ 3,75 miliar, menentang pelambatan ekonomi Cina dan meningkatnya persaingan di pasar e-commerce terbesar di dunia. Yahoo, yang sahamnya juga dimiliki, naik 2,6 persen.

Kraft Heinz naik 3,7 persen karena mengatakan inisiatif pemotongan biaya setelah merger dua raksasa makanan itu berkembang lebih cepat dari yang diharapkan, mengimbangi efek dari melemahnya permintaan untuk beberapa produk utama.

Perusahaan produsen pakaian Fitbit anjlok 18,8 persen karena memproyeksi laba per saham delapan sampai 11 sen untuk kuartal kedua, jauh di bawah 26 sen per saham yang diperkirakan para analis. Proyeksi tersebut mengangkat kekhawatiran tentang meningkatnya biaya operasi, demikian dilansir AFP.

ANTARA

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

7 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

39 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya