Hari Pertama Sensus Ekonomi, BPS Kunjungi Menteri Darmin  

Reporter

Minggu, 1 Mei 2016 12:40 WIB

Petugas Sensus Ekonomi 2016 mendata rumah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution di Jalan Widya Chandra IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 1 Mei 2016. TEMPO/Angelina Anjar Sawitri

TEMPO.CO, Jakarta - Pada hari pertama sensus ekonomi 2016, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik Sasmito Hadi Wibowo menemui Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution di rumah dinasnya, Jalan Widya Chandra IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Sasmito datang ke kediaman Darmin sekitar pukul 10.00 bersama dua petugas pencacah lapangan untuk melakukan sensus ekonomi. Dua petugas sensus tersebut pun langsung menanyai Darmin, yang baru tiba di rumah dinasnya pada pukul 11.00, dengan beberapa pertanyaan terkait dengan usaha yang dijalankannya.

Pertanyaan pertama yang diberikan petugas sensus tersebut adalah siapa saja anggota keluarga Darmin yang tinggal di rumahnya. Darmin menjawab, "Saya dan istri saya saja." Saat ditanya, apakah dia menjalankan usaha di tempat tinggalnya, Darmin mengatakan tidak ada.

Darmin juga mengaku tidak memiliki usaha apa pun di luar tempat tinggalnya. "Usaha online juga tidak ada," katanya. Ketika petugas ,bertanya apakah dia memiliki bisnis persewaan rumah, Darmin menjawab, "Tidak ada." Sensus ekonomi di kediamannya pun selesai dalam waktu kurang dari sepuluh menit.

Menurut Sasmito, dalam sensus ekonomi ini, BPS memang akan mencatat data individu. Data individu dicari dari rumah ke rumah. "Kalau usahanya di luar rumah, sensusnya di tempat usahanya. Kalau peralatan usaha di rumah, sensus dilakukan di rumah-rumah," ucapnya.

Pada Mei ini, pemerintah akan menggelar sensus ekonomi 2016. Sensus yang melibatkan sekitar 300 ribu pegawai BPS itu akan berlangsung 30 hari. Kepala BPS Suryamin menuturkan puluhan juta pelaku usaha akan disensus. Data sensus ekonomi 2016 itu akan menggambarkan potensi ekonomi Indonesia.

Presiden Joko Widodo pun meminta para pengusaha bersikap kooperatif dalam mengikuti sensus ekonomi 2016, agar BPS bisa mendapatkan data yang akurat. Para pengusaha, kata Jokowi, tak perlu takut mengungkapkan data perusahaannya, karena sensus ekonomi ini tidak akan mengorek data perpajakan dari target sensus.

ANGELINA ANJAR SAWITRI




Berita terkait

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

4 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

7 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

7 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

7 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

7 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

8 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

8 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

8 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Imbas Perang Iran-Israel terhadap Ekonomi Indonesia

12 hari lalu

Imbas Perang Iran-Israel terhadap Ekonomi Indonesia

Serangan balasan Iran terhadap Israel meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah. Ketegangan ini menambah beban baru bagi ekonomi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

26 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya