Laju Bursa Saham Asia Melemah, Eropa Variasi, AS Datar

Kamis, 28 April 2016 08:48 WIB

Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat ditutup naik tipis sebesar 0,02 poin menyusul harga minyak mentah dunia yang terkoreksi. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Laju bursa saham Asia bergerak melemah sepanjang hari kemarin. Sementara pergerakan indeks Eropa bervariasi dan bursa saham Amerika bergerak mendatar.

Kepala Riset Nong Hyup Korindo Indonesia Reza Priyambada mengatakan pelaku pasar di bursa saham Asia cenderung menahan diri. “Belum adanya kepastian akan kebijakan suku bunga dari Bank Sentral Jepang dan The Fed membuat pelaku pasar di bursa saham Asia lainnya cenderung menahan diri,” katanya dalam siaran pers, Kamis, 28 April 2016.

Indeks Nikkei berada di zona merah selama tiga hari berturut-turut setelah laporan keuangan Mitsubishi Motors Corp dan beberapa perusahaan lainnya dirilis. Laporan tersebut direspon negatif oleh para pelaku pasar di tengah ketidakpastian terkait keputusan Bank Sentral Jepang untuk memberikan stimulus tambahan jelang pertemuan bank itu, minggu ini.

Indeks Nikkei turun 0,36 persen atau 62,79 poin di 17.290,49. Indeks Kospi juga melemah 0,21 persen atau 4,23 poin di 2.015,40. Indeks Taiwan tutup melemah 0,22 persen atau 18,52 poin di 8.563,05. Di Cina, saham gabungan Shanghai koreksi 0,36 persen atau 10,69 poin di 2.954 dan Shenzhen turun 0,29 persen atau 5,47 poin di 1.876,51.

Indeks Eropa terlihat bergerak bervariasi di tengah banyaknya sentimen termasuk rilis laporan keuangan kuartal pertama emiten. Sementara itu, keadaan di Yunani kembali menarik perhatian para pelaku pasar setelah Uni Eropa secara resmi menunda pertemuan terkait dana talangan terhadap perekonomian Yunani.

Reza mengatakan laju bursa saham Amerika akan bergerak mendatar sambil menunggu keputusan The Fed. Pelaku pasar cenderung bersikap "wait and see". Setelah dirilisnya hasil rapat The Fed yang kembali menunda kenaikan suku bunga Fed rate, pasar mendapatkan kepastian. The Fed akan kembali mengadakan rapat pada 14-15 Juni 2016 dengan pertimbangan data ketenagakerjaan Amerika akan kian membaik. Di sisi lain, kembali menguatnya laju harga minyak mentah dunia mampu membuat laju bursa saham Amerika dapat bertahan di zona hijaunya.

VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

7 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

38 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya