APBN 2017 Hanya untuk Program Prioritas

Reporter

Rabu, 20 April 2016 18:21 WIB

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), Sofyan Djalil (kiri), bersama menteri Menteri BUMN, Rini Soemarno dan Menteri Agama, Lukman Hakim Syaifuddin membersihkan kopi yang tumpah karena tersenggol sebelum Ratas di Kantor Presiden, Jakarta, 5 Januari 2016. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil mengatakan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2017 akan menggunakan pendekatan money follow program. Nantinya, anggaran pendapatan belanja negara hanya membiayai program prioritas.

"Harus jelas aspek spasialnya. Sehingga uang yang dialokasikan bisa bermanfaat," kata Sofyan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu, 20 April 2016.

Menurut Sofyan, pendekatan spasial akan mendetailkan kesiapan proyek yang ada di kementerian/lembaga atau pemerintah daerah. Ia tak ingin pengerjaan proyek infrastruktur yang menjadi prioritas Presiden Joko Widodo mandek lantaran tidak siap.

"Banyak proyek yang tidak bisa dikerjakan karena masalah lahan. Yang belum siap ditunda dulu," katanya.

Data Bappenas menunjukkan, di level kementerian, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menempati posisi teratas dalam hal program prioritas, yaitu sebanyak 12.657 usulan. Lalu ada Kementerian Kesehatan sebanyak 5.070 usulan, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 4.275 usulan.

Sementara prioritas di tingkat nasional sebanyak 11.414 usulan mengenai ketahanan pangan, 6.181 usulan mengenai pelayanan kesehatan, dan 4.921 usulan di sektor perumahan serta permukiman. "Kalau uang ada, semua bisa dibiayai. Kalau tidak ada ya prioritas saja," kata Sofyan.

Pembangunan infrastruktur yang menjadi fokus pemerintah tak melulu didanai dari APBN. Pasalnya, APBN hanya sanggup mendanai infrastruktur tak lebih dari 30 persen. Sofyan menuturkan pemerintah akan melibatkan swasta dan badan usaha milik negara. Oleh sebab itu, investasi swasta mesti didorong.

Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo menambahkan, setidaknya ada tiga hal tantangan fiskal Indonesia ke depannya. Pertama ialah reformasi struktural, ketidakpastian kondisi ekonomi global, dan daya beli masyarakat. Ia optimistis fundamental ekonomi nasional cukup kuat menghadapi tantangan itu. "Tahun 2017 kami berharap pertumbuhan ekonomi bisa membaik," katanya.

Mardiasmo menambahkan, penerimaan negara masih bisa dioptimalkan lagi, terutama dari perpajakan. Kehadiran Rancangan Undang-Undang Pengampunan Pajak atau tax amnesty yang saat ini masih dalam pembahasan di parlemen disebut bisa jadi salah satu solusi. "Selain itu juga harus optimalisasi penerimaan negara bukan pajak," ucapnya.

ADITYA BUDIMAN

Berita terkait

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

3 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

3 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

3 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

3 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

3 hari lalu

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

PT Bank Tabungan Negara (BTN) usulkan skema dana abadi untuk program 3 juta rumah yang digagas Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

3 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

4 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

4 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Rekrutmen CASN 2024, Hati-hati Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Rekrutmen CASN 2024, Hati-hati Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

Pemerintah berencana membuka pendaftaran calon aparatur sipil negara atau CASN untuk tahun 2024, yang dibagi dalam dua tahap.

Baca Selengkapnya