Semua Tanaman Pangan di Bali Harus Organik

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Selasa, 19 April 2016 22:17 WIB

Hama ulat grayak menyerang padi di kawasan Teluk Naga, Tangerang, Banten, 29 Agustus 2014. Akibat serangan hama tersebut puluhan hektare tanaman padi petani menjadi tidak berisi atau gagal panen. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi Bali terus menjaga ketahanan pangan secara bertahap dan berkelanjutan guna mewujudkan Bali sebagai pulau organik.

Ketut Sudikerta, Wakil Gubernur Bali, mengatakan tanggung jawab ketahanan pangan merupakan tanggung jawab bersama antara masyarakat dan pemerintah. Namun yang patut diberi perhatian serius adalah jangan sampai ketersediaan pangan lebih kecil jumlahnya dibandingkan kebutuhannya, karena akan menciptakan ketidakstabilan ekonomi dan stabilitas nasional begitu juga daerah.

“Sejak 2009, kami telah melaksanakan program unggulan Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) yang mencoba mengintegrasikan pertanian dengan teknologi ramah lingkungan dan meminimalisir penggunaan pupuk kimia,” terangnya melalui rilis yang diterima Bisnis.com, Selasa (19 April 2016).

Selain itu, pihaknya juga telah melaksanakan beberapa kebijakan seperti subsidi ganda pupuk organik dan mengurangi subsidi terhadap pupuk kimia secara bertahap, pengembangan lumbung pangan masyarakat, pengembangan pangan lokal, dan efektivitas pemanfaatan lahan pekarangan sebagai sumber pangan melalui penerapan pusat pangan sehat dan lestari.

“Khusus untuk menjaga stabilitas harga pangan pokok seperti beras, kami juga telah menyalurkan dana penguatan modal lembaga usaha ekonomi pedesaan guna pembelian gabah petani, dan saat ini telah mencapai Rp29,02 miliar dengan target perputaran dana minimal 5 kali setahun,” imbuhnya.

Dia menambahkan disamping upaya yang telah dilakukan, Pemprov Bali masih menemukan beberapa tantangan yang dihadapi guna mewujudkan ketahanan pangan diantaranya fluktuasi harga produk pertanian.

Selain itu, menurunnya minat generasi muda untuk bekerja di sektor pertanian dan terbatasnya akses petani terhadap sumber-sumber permodalan usaha tani juga menjadi tantangan ke depan.

Deputi Koordinasi Bidang Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdalifah Machmud, mengungkapkan identifikasi ketahanan pangan di Indonesia harus dilakukan lebih jauh lagi, melihat dinamika yang terjadi baik dalam pertumbuhan penduduk serta hasil produksi pangan yang masih belum mencukupi kebutuhan penduduk.

“Oleh karena itu kami mengimbau setiap daerah yang ada di Indonesia harus mendorong pertumbuhan pangan lokalnya masing-masing agar kebutuhan akan bahan makanan impor dapat dikurangi. Kebutuhan beras di Indonesia sangat tinggi, untuk itu perlu didorong dengan pangan lokal yang dapat menjadi pengganti beras seperti sagu, umbi-umbian, serta berbagai pangan yang memiliki kandungan karbohidrat tinggi,” cetusnya.


BISNIS

Berita terkait

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

10 hari lalu

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.

Baca Selengkapnya

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

14 hari lalu

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

Harga komoditas pangan seperti daging, telur, cabai, dan garam turun pada Senin, 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

17 hari lalu

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

Holding BUMN Pangan ID FOOD memastikan ketersediaan pasokan pangan selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

21 hari lalu

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

PLN dan BNI menghadirkan 1.500 paket sembako harga murah Rp 59 ribu untuk pengemudi Ojol dan masyarakat umum.

Baca Selengkapnya

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

22 hari lalu

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024, sejumlah harga bahan pokok kian melonjak. Per 7 April 2024, Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mencatat harga daging sapi, daging ayam, cabai, bawang merah, dan bawang putih masih naik.

Baca Selengkapnya

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

25 hari lalu

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

Analis Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini makin merosot menyentuh level Rp 15.910 sampai Rp 15.960.

Baca Selengkapnya

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

27 hari lalu

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

Emiten pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk. mencetak laba bersih tahun berjalan senilai Rp 420,07 miliar sepanjang 2023.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

33 hari lalu

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

Ombudsman RI meminta pemerintah memperpanjang bantuan pangan hingga Desember 2024.

Baca Selengkapnya

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

34 hari lalu

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

Harga bahan pokok terkini, sebagian besar mengalami kenaikan, seperti beras dan cabai.

Baca Selengkapnya

Terkini: Titik Rawan Macet di Jalan Tol dan Pantura saat Mudik Lebaran 2024, Sri Mulyani Dicecar Anggota DPR soal Program Makan Siang Gratis

39 hari lalu

Terkini: Titik Rawan Macet di Jalan Tol dan Pantura saat Mudik Lebaran 2024, Sri Mulyani Dicecar Anggota DPR soal Program Makan Siang Gratis

Menhub Budi Karya Sumadi memperkirakan titik kemacetan pada arus mudik Lebaran 2024 akan terjadi di ruas Jalan Tol Cipali.

Baca Selengkapnya