TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi Bali terus menjaga ketahanan pangan secara bertahap dan berkelanjutan guna mewujudkan Bali sebagai pulau organik.
Ketut Sudikerta, Wakil Gubernur Bali, mengatakan tanggung jawab ketahanan pangan merupakan tanggung jawab bersama antara masyarakat dan pemerintah. Namun yang patut diberi perhatian serius adalah jangan sampai ketersediaan pangan lebih kecil jumlahnya dibandingkan kebutuhannya, karena akan menciptakan ketidakstabilan ekonomi dan stabilitas nasional begitu juga daerah.
“Sejak 2009, kami telah melaksanakan program unggulan Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) yang mencoba mengintegrasikan pertanian dengan teknologi ramah lingkungan dan meminimalisir penggunaan pupuk kimia,” terangnya melalui rilis yang diterima Bisnis.com, Selasa (19 April 2016).
Selain itu, pihaknya juga telah melaksanakan beberapa kebijakan seperti subsidi ganda pupuk organik dan mengurangi subsidi terhadap pupuk kimia secara bertahap, pengembangan lumbung pangan masyarakat, pengembangan pangan lokal, dan efektivitas pemanfaatan lahan pekarangan sebagai sumber pangan melalui penerapan pusat pangan sehat dan lestari.
“Khusus untuk menjaga stabilitas harga pangan pokok seperti beras, kami juga telah menyalurkan dana penguatan modal lembaga usaha ekonomi pedesaan guna pembelian gabah petani, dan saat ini telah mencapai Rp29,02 miliar dengan target perputaran dana minimal 5 kali setahun,” imbuhnya.
Dia menambahkan disamping upaya yang telah dilakukan, Pemprov Bali masih menemukan beberapa tantangan yang dihadapi guna mewujudkan ketahanan pangan diantaranya fluktuasi harga produk pertanian.
Selain itu, menurunnya minat generasi muda untuk bekerja di sektor pertanian dan terbatasnya akses petani terhadap sumber-sumber permodalan usaha tani juga menjadi tantangan ke depan.
Deputi Koordinasi Bidang Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdalifah Machmud, mengungkapkan identifikasi ketahanan pangan di Indonesia harus dilakukan lebih jauh lagi, melihat dinamika yang terjadi baik dalam pertumbuhan penduduk serta hasil produksi pangan yang masih belum mencukupi kebutuhan penduduk.
“Oleh karena itu kami mengimbau setiap daerah yang ada di Indonesia harus mendorong pertumbuhan pangan lokalnya masing-masing agar kebutuhan akan bahan makanan impor dapat dikurangi. Kebutuhan beras di Indonesia sangat tinggi, untuk itu perlu didorong dengan pangan lokal yang dapat menjadi pengganti beras seperti sagu, umbi-umbian, serta berbagai pangan yang memiliki kandungan karbohidrat tinggi,” cetusnya.
Berita terkait
Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi
10 hari lalu
APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.
Baca SelengkapnyaHarga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024
14 hari lalu
Harga komoditas pangan seperti daging, telur, cabai, dan garam turun pada Senin, 15 April 2024.
Baca SelengkapnyaID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran
17 hari lalu
Holding BUMN Pangan ID FOOD memastikan ketersediaan pasokan pangan selama libur Lebaran.
Baca SelengkapnyaPLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum
21 hari lalu
PLN dan BNI menghadirkan 1.500 paket sembako harga murah Rp 59 ribu untuk pengemudi Ojol dan masyarakat umum.
Baca SelengkapnyaMenjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak
22 hari lalu
Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024, sejumlah harga bahan pokok kian melonjak. Per 7 April 2024, Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mencatat harga daging sapi, daging ayam, cabai, bawang merah, dan bawang putih masih naik.
Baca SelengkapnyaAnalis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok
25 hari lalu
Analis Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini makin merosot menyentuh level Rp 15.910 sampai Rp 15.960.
Baca SelengkapnyaEmiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen
27 hari lalu
Emiten pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk. mencetak laba bersih tahun berjalan senilai Rp 420,07 miliar sepanjang 2023.
Baca SelengkapnyaAntisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember
33 hari lalu
Ombudsman RI meminta pemerintah memperpanjang bantuan pangan hingga Desember 2024.
Baca SelengkapnyaHarga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi
34 hari lalu
Harga bahan pokok terkini, sebagian besar mengalami kenaikan, seperti beras dan cabai.
Baca SelengkapnyaTerkini: Titik Rawan Macet di Jalan Tol dan Pantura saat Mudik Lebaran 2024, Sri Mulyani Dicecar Anggota DPR soal Program Makan Siang Gratis
39 hari lalu
Menhub Budi Karya Sumadi memperkirakan titik kemacetan pada arus mudik Lebaran 2024 akan terjadi di ruas Jalan Tol Cipali.
Baca Selengkapnya