Utang Luar Negeri Naik, Sektor Publik Dianggap Masih Aman
Editor
Agung Sedayu
Rabu, 23 Maret 2016 04:04 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan utang luar negeri dari sektor publik masih berada di ambang kewajaran, meski naik. Total utang luar negeri (ULN) naik 2,2 persen atau tercatat sebesar US$ 308 miliar. "Masih aman," kata Bambang di auditorium Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Selasa, 22 Maret 2016.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Bobby Hamzar Rafinus juga mengatakan rasio ULN terhadap produk domestik bruto masih aman. "Rasionya sekitar 36 persen, yang berarti masih jauh di bawah 60 persen sebagai batas utang luar negeri yang aman," ujarnya.
Bobby juga mengatakan sebagian besar utang swasta, atau sekitar 75 persen, berjangka panjang. Karena itu, menurut dia, risiko ULN relatif rendah apabila terjadi gejolak nilai tukar. "Sehat. Apalagi sebagian utang swasta sudah melaksanakan lindung nilai agar jumlah utangnya tidak melonjak apabila terjadi pelemahan rupiah yang signifikan," tuturnya.
Jumat lalu, Bank Indonesia merilis ULN Indonesia tumbuh 2,2 persen (yoy) pada Januari. Walaupun naik, pertumbuhan tersebut melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ULN pada Desember lalu, yakni sebesar 5,8 persen (yoy).
Menurut BI, pendorong utama perlambatan pertumbuhan itu adalah perlambatan ULN sektor publik dan penurunan ULN sektor swasta. Dengan perkembangan tersebut, posisi ULN Indonesia pada akhir Januari tercatat US$ 308 miliar.
BI mengungkapkan pertumbuhan ULN sektor publik melambat menjadi hanya 5,7 persen (yoy) dari yang semula 10,2 persen (yoy) pada Desember lalu. Sementara itu, pertumbuhan ULN sektor swasta turun menjadi minus 0,7 persen (yoy) setelah pada Desember lalu tumbuh 2,2 persen (yoy).
Berdasarkan perkembangan itu, saat ini ULN sektor publik tercatat US$ 143,4 miliar atau sebesar 46,6 persen dari total ULN. "Sementara itu, ULN sektor swasta tercatat US$ 164,6 miliar atau 53,4 persen dari total ULN," tulis BI dalam rilis tersebut.
ANGELINA ANJAR SAWITRI