Utang Luar Negeri Naik, Sektor Publik Dianggap Masih Aman  

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Rabu, 23 Maret 2016 04:04 WIB

Koalisi Anti Utang melakukan aksi unjuk rasa di Bundaran HI, Jakarta, Kamis, (13/08). Dalam aksi tersebut mereka menuntut pemerintah menghapus hutang luar negeri serta merubah kebijakan ekonomi. Foto: TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan utang luar negeri dari sektor publik masih berada di ambang kewajaran, meski naik. Total utang luar negeri (ULN) naik 2,2 persen atau tercatat sebesar US$ 308 miliar. "Masih aman," kata Bambang di auditorium Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Selasa, 22 Maret 2016.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Bobby Hamzar Rafinus juga mengatakan rasio ULN terhadap produk domestik bruto masih aman. "Rasionya sekitar 36 persen, yang berarti masih jauh di bawah 60 persen sebagai batas utang luar negeri yang aman," ujarnya.

Bobby juga mengatakan sebagian besar utang swasta, atau sekitar 75 persen, berjangka panjang. Karena itu, menurut dia, risiko ULN relatif rendah apabila terjadi gejolak nilai tukar. "Sehat. Apalagi sebagian utang swasta sudah melaksanakan lindung nilai agar jumlah utangnya tidak melonjak apabila terjadi pelemahan rupiah yang signifikan," tuturnya.

Jumat lalu, Bank Indonesia merilis ULN Indonesia tumbuh 2,2 persen (yoy) pada Januari. Walaupun naik, pertumbuhan tersebut melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ULN pada Desember lalu, yakni sebesar 5,8 persen (yoy).

Menurut BI, pendorong utama perlambatan pertumbuhan itu adalah perlambatan ULN sektor publik dan penurunan ULN sektor swasta. Dengan perkembangan tersebut, posisi ULN Indonesia pada akhir Januari tercatat US$ 308 miliar.

BI mengungkapkan pertumbuhan ULN sektor publik melambat menjadi hanya 5,7 persen (yoy) dari yang semula 10,2 persen (yoy) pada Desember lalu. Sementara itu, pertumbuhan ULN sektor swasta turun menjadi minus 0,7 persen (yoy) setelah pada Desember lalu tumbuh 2,2 persen (yoy).

Berdasarkan perkembangan itu, saat ini ULN sektor publik tercatat US$ 143,4 miliar atau sebesar 46,6 persen dari total ULN. "Sementara itu, ULN sektor swasta tercatat US$ 164,6 miliar atau 53,4 persen dari total ULN," tulis BI dalam rilis tersebut.



ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

12 hari lalu

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

Erick Thohir mengatakan BUMN perlu mengoptimalkan pembelian dolar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

13 hari lalu

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

Erick Thohir mengarahkan agar BUMN membeli dolar secara optimal dan sesuai kebutuhan di tengah memanasnya geopolitik dan penguatan dolar.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

13 hari lalu

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

BI mencatat jumlah utang luar negeri Indonesia jumlahnya naik 1,4 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

56 hari lalu

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

BI mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2024 senilai US$ 144 miliar.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

18 Februari 2024

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Program makan siang gratis bisa berujung pada utang luar negeri, jadwal dan cara mendaftar CPNS 2024

Baca Selengkapnya

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

17 Februari 2024

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

Ekonom memprediksi, jika program makan siang gratis akan berujung pada penambahan utang luar negeri. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

15 Februari 2024

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

Pasangan Capres dan Cawapres) nomor urut dua Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul di hitung cepat.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

15 Februari 2024

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

Bank Indonesia (BI) mengumumkan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal keempat tahun 2023 naik menjadi US$ 407,1 miliar.

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

9 Februari 2024

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

Cadangan devisa Indonesia menurun pada bulan pertama 2024 gara-gara pembayaran utang luar negeri. Masih dua kali lipat dari standar internasional.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

16 Januari 2024

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri RI per November 2023 sebesar US$ 400,9 miliar atau Rp 6.230 triliun.

Baca Selengkapnya