Setelah BI Rate Turun, Bank Sentral Fokus Kebijakan Moneter

Reporter

Kamis, 17 Maret 2016 22:12 WIB

TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Kebijakan Moneter Bank Indonesia Yudha Agung mengatakan, fokus BI ke depan setelah diturunkannya tingkat suku bunga acuan (BI Rate) ke level 6,75 persen adalah mengefektifkan transmisi kebijakan moneter. Sejak Januari lalu, BI memang telah menurunkan BI Rate tiga kali, yakni sebanyak 75 basis poin (bps).

Menurut Yudha, giro wajib minimum (GWM) juga telah diturunkan 150 bps sejak Desember 2015. Transmisi sudah berjalan, namun belum terlalu kuat. "Penurunan suku bunga deposito baru 7 bps dan suku bunga kredit baru 4 bps," katanya usai pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur BI di Gedung Thamrin, Kompleks Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis, 17 Maret 2016.

Untuk itu, bank sentral akan mengefektifkan transmisi kebijakan moneter melalui penguatan operasi moneter. "Termasuk menjaga term structure konsisten," katanya. Sejalan dengan penurunan BI Rate, menurut Yudha, term structure atau suku bunga operasi moneter juga diturunkan.

Baca Juga: Giro Wajib Minimum dalam Rupiah Turun Jadi 6,5 Persen

Yudha berujar, term structure satu minggu akan dipatok pada level 5,5 persen, dua minggu 5,6 persen, satu bulan 5,8 persen, tiga bulan 6,2 persen, enam bulan 6,45 persen, dan sembilan bulan 6,6 persen. "Untuk 12 bulan, menjadi sama dengan BI Rate, 6,75 persen."

Yudha juga mengungkapkan alasan Dewan Gubernur BI tidak lagi menurunkan GWM. Menurut dia, dengan penurunan GWM sebesar 100 bps sejak 16 Maret lalu, likuiditas sudah membaik. "Oposisi OM, LDR, masih sekitar 89. Ini perlu ditunggu, perlu dievaluasi setelah penerapan penurunan GWM pada 16 kemarin," katanya.

Dewan Gubernur BI pun berharap, dengan terjaganya likuiditas dan turunnya BI Rate untuk ketiga kalinya, industri perbankan segera meresponnya dengan menurunkan suku bunga mereka. "Baik deposito maupun kredit dan yang paling penting bagi dunia usaha adalah ketersediaan kredit," Yudha berujar.

Baca: Perjanjian Kereta Cepat Akhirnya Diteken


Yudha mengatakan, Dewan Gubernur BI akan terus memonitor pertumbuhan ekonomi global serta kondisi keuangan global yang menurutnya masih sangat volatile. "Sehingga momentum pertumbuhan ekonomi yang sekarang sudah mulai terjadi sejak akhir tahun lalu dapat terus berlanjut."

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 jam lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Belum Naikkan Suku Bunga Usai BI Rate Naik

10 jam lalu

CIMB Niaga Belum Naikkan Suku Bunga Usai BI Rate Naik

Bank CIMB Niaga belum berencana untuk menaikkan suku bunga, setelah BI menaikkan suku bunga acuan menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

12 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

14 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

4 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

4 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

4 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya