Blok Masela Belum Jelas, Inpex Tarik Karyawan

Reporter

Rabu, 16 Maret 2016 23:28 WIB

Blok Masela. http://maritim.go.id/

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi(SKK Migas) Amien Sunaryadi mengemukakan bahwa investor Blok Masela, Inpex Corporation, memutuskan untuk menarik 60 persen karyawan. Aksi ini disebabkan Pemerintah tidak kunjung memutuskan nasib pengembangan lapangan gas laut dalam tersebut.

"Kami khawatir ini dapat menimbulkan lay off (pemutusan hubungan kerja)," ujar Amien saat konferensi pers di kantornya, Rabu, 16 Maret 2016.

Amien mengemukakan sebenarnya perintah mengurangi karyawan sudah datang dari kantor pusat Inpex di Jepang sejak akhir Februari lalu. Karyawan Inpex, kata Amien, diminta bekerja di proyek lainnya. Perintah ini sesuai dengan pernyataan Senior Manager Communication and Relation Inpex Usman Slamet saat dihubungi Tempo awal Maret lalu.

Inpex baru melaporkan keputusan resmi kepada SKK Migas pada Jumat pekan lalu. Laporan baru disampaikan ke Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Rabu. Amien juga mengaku belum melaporkan hal ini ke Kementerian Tenaga Kerja maupun Pemerintah Provinsi Maluku.

Investor Blok Masela lainnya, Shell, juga memutuskan menarik mundur sekitar 43 insinyur yang bertugas di Blok Masela. Mereka di antaranya sembilan orang dari Jakarta, 9 orang dari Malaysia, dan 25 orang dari Belanda.

"Mereka diminta bekerja untuk proyek internal perusahaan di negara lain," kata Amien.

Diketahui perdebatan pengembangan Masela mengerucut ke dua skema pengolahan minyak. Kementerian Energi merekomendasikan skema kilang gas terapung (Floating Liquid Natural Gas/FLNG). Sementara Kementerian Koordinator Kemaritiman menginginkan gas diolah dengan skema kilang darat (Onshore LNG).

Inpex, kata Amien, juga memutuskan masa produksi Blok Masela mundur dua tahun dari jadwal, dari tahun 2024 menjadi tahun 2026. Pasalnya, Inpex memutuskan penyusunan keputusan akhir investasi pada 2020, atau molor dari target awal yakni 2018.

"Itu kalau keputusannya kilang terapung. Kalau darat waktunya makin tidak jelas," kata Amien.

Meski begitu, dia menjamin Inpex tetap berkomitmen menanam modalnya di Indonesia. Hal yang sama, menurut Amien, juga disampaikan oleh Shell. Hanya saja, dua perusahaan migas itu menyayangkan keputusan yang mengambang di tengah kebutuhan pemerintah akan investasi padat modal.

ROBBY IRFANY

Berita terkait

Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

23 Februari 2024

Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

Kemenperin menbantah Kementerian ESDM terkait perluasan harga gas khusus industri yang dinilai membebani industri migas.

Baca Selengkapnya

Penyalahgunaan BBM Selama 2022 1,4 Juta Liter, BPH Migas: Dominan Solar

3 Januari 2023

Penyalahgunaan BBM Selama 2022 1,4 Juta Liter, BPH Migas: Dominan Solar

BPH Migas bersama Polri mengungkap penyalahgunaan bahan bakar minyak atau BBM sebanyak 1,4 juta liter sepanjang tahun 2022.

Baca Selengkapnya

Airlangga Buka Peluang Revisi Regulasi untuk Mendorong Industri Migas

24 November 2022

Airlangga Buka Peluang Revisi Regulasi untuk Mendorong Industri Migas

Airlangga Hartarto meminta agar SKK Migas melakukan langkah-langkah agar situasi iklim investasi maupun insentif bisa lebih baik di industri migas.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Optimalkan Kebijakan Fiskal untuk Dorong Industri Hulu Migas

23 November 2022

Sri Mulyani Optimalkan Kebijakan Fiskal untuk Dorong Industri Hulu Migas

Sri Mulyani Indrawati menyatakan bakal mengoptimalkan kebijakan fiskal untuk mendukung pertumbuhan pertumbuhan industri migas.

Baca Selengkapnya

Kepala SKK Migas Sebut Industri Hulu Minyak dan Gas RI Butuh Investasi USD 179 Miliar

23 November 2022

Kepala SKK Migas Sebut Industri Hulu Minyak dan Gas RI Butuh Investasi USD 179 Miliar

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan industri hulu minyak dan gas (migas) membutuhkan investasi yang cukup besar.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Pertambangan Soebroto Sebut Industri Hulu Migas Bukan Sunset Industri

28 Oktober 2022

Eks Menteri Pertambangan Soebroto Sebut Industri Hulu Migas Bukan Sunset Industri

Menteri Pertambangan dan Energi RI periode 1978-1988, Soebroto, mengatakan industri hulu minyak dan gas (migas) bukan sunset industri, tetapi menjadi sunrise industri

Baca Selengkapnya

Temuan Potensi Gas Melimpah di Blok Andaman, SKK Migas Ungkap Pengeboran Makin Intensif

21 Juli 2022

Temuan Potensi Gas Melimpah di Blok Andaman, SKK Migas Ungkap Pengeboran Makin Intensif

SKK Migas melaporkan kegiatan pengeboran di Blok Andaman I,II, dan III belakangan makin intensif.

Baca Selengkapnya

Arus Mudik, BPH Migas Prediksi Ketersediaan Bensin Bakal Naik 5 Persen

25 April 2022

Arus Mudik, BPH Migas Prediksi Ketersediaan Bensin Bakal Naik 5 Persen

BPH Migas menjelaskan beberapa proyeksi untuk sektor bahan bakar minyak (BBM) selama periode Idul Fitri.

Baca Selengkapnya

Krisis Energi, Kemenko Perekonomian: Kita Perlu Belajar Mumpung Ada Waktu

24 Oktober 2021

Krisis Energi, Kemenko Perekonomian: Kita Perlu Belajar Mumpung Ada Waktu

Raden Pardede mengatakan salah satu kontributor krisis energi saat ini akibat mulai ditinggalkannya industri fosil

Baca Selengkapnya

Joe Biden Menangguhkan Sementara Izin Pengeboran Minyak dan Gas

22 Januari 2021

Joe Biden Menangguhkan Sementara Izin Pengeboran Minyak dan Gas

Pemerintahan Joe Biden untuk sementara menangguhkan izin pengeboran minyak dan gas di daratan dan perairan federal untuk memerangi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya