Ini Kecurigaan Anggota DPR Soal Kredit Bank BUMN  

Reporter

Editor

Sugiharto

Rabu, 16 Maret 2016 04:09 WIB

(kika) Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk Hendi Priyo Santoso, Dirut PT BRI Sofyan Basir, Dirut PT Telkom Indonesia (Persero) Arief Yahya, Sekretaris Kementerian BUMN Wahyu Hidayat, Dirut PT Bank Mandiri (Persero) Zulkifli Zaini, Dirut PT Bank Negara Indonesia Gatot M. Suwondo, dan Dirut PT Semen Gresik (Persero) Tbk Dwi Soetjipto berfoto bersama saat acara BUMN Bersyukur di JCC, Senayan, Jakarta, (29/5). ANTARA/Andika Wahyu

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR dari fraksi Partai Gerindra, Kardaya Warnika, mengatakan ada sesuatu yang tak lazim dalam penyaluran kredit yang dilakukan bank-bank BUMN pada saat menerima dana dari Bank Pembangunan Cina (CDB).

"Pinjaman begitu besar bisa terealisasi dalam waktu singkat," kata Kardaya saat ditemui di ruang rapat Komisi XI DPR, Selasa, 15 Maret 2016. Selain itu, menurut Kardaya, terdapat beberapa hal lain yang tak lazim.
|
Kardaya mencontohkan, sebuah perusahaan mendapatkan beberapa pinjaman dalam jumlah besar, padahal tidak ada kaitannya dengan infrastruktur. Pinjaman ini seharusnya ditujukan untuk infrastruktur, energi, dan hal-hal yang meningkatkan hubungan Indonesia dan Cina.

Hal yang tak lazim lainnya, ada perusahaan yang mendapatkan pinjaman dana dengan jumlah cukup besar dari bank badan usaha milik negara, yang juga mendapatkan pinjaman dari CDB. Bank BUMN itu di antaranya Mandiri, BNI, dan BRI. "Ada juga perusahaan gula rafinasi dapat (pinjaman) jumlah besar."

Ketika ditanya siapa perusahaan yang dimaksud oleh Kardaya, ia enggan menjawab pertanyaan secara gamblang. "Itu nanti bisa dilihat lah," ucap Kardaya sembari meninggalkan ruang rapat Komisi XI DPR.

Komisi XI DPR melakukan rapat dengar pendapat dengan tiga pihak Bank BUMN, yakni Mandiri, BRI, dan BNI. Salah satu poin pembahasannya mengenai uang hasil pinjaman dari CDB senilai US$ 3 miliar yang sudah disalurkan dalam waktu 2 bulan.



DIKO OKTARA

Berita terkait

Pengamat Sebut Ini Penyebab Bank Mandiri Bisa Dibobol Rp 1,8 T

23 Mei 2018

Pengamat Sebut Ini Penyebab Bank Mandiri Bisa Dibobol Rp 1,8 T

Bank Mandiri terjerat kredit macet Rp 1,8 triliun oleh PT Tirta Amarta.

Baca Selengkapnya

Kebutuhan Pinjaman Mikro Tinggi, Joki pun Bermunculan  

5 Oktober 2016

Kebutuhan Pinjaman Mikro Tinggi, Joki pun Bermunculan  

Lembaga MicroSave Indonesia menyatakan praktek pinjaman mikro melalui joki semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Mantan Dirut Bank DKI Eko Budiwiyono Jadi Tersangka  

20 April 2016

Mantan Dirut Bank DKI Eko Budiwiyono Jadi Tersangka  

Dengan dokumen-dokumen yang tidak benar itu, kedua tersangka yang berwenang sebagai pemutus kredit tetap memberikan kredit kepada PT Likotama.

Baca Selengkapnya

Tersangka Kredit Fiktif BNI Makassar Segera Diadili  

23 Juli 2015

Tersangka Kredit Fiktif BNI Makassar Segera Diadili  

Pencairan kredit senilai Rp 57,5 miliar diperuntukkan bagi 128
petani.

Baca Selengkapnya

Bank Jatim Kebobolan Kredit Fiktif Rp 19 Miliar  

19 Mei 2015

Bank Jatim Kebobolan Kredit Fiktif Rp 19 Miliar  

Pimpinan cabang Bank Jatim bekerja sama dengan pengusaha dan anak buah.

Baca Selengkapnya

Rentenir Berkedok Koperasi Terancam Masuk Bui

8 Mei 2015

Rentenir Berkedok Koperasi Terancam Masuk Bui

Purwakarta menggandeng kepolisian untuk membasmi rentenir.

Baca Selengkapnya

BPK Audit Dana Pemerintah Jawa Barat di BJB  

6 April 2015

BPK Audit Dana Pemerintah Jawa Barat di BJB  

Pemerintah Jawa Barat mengucurkan banyak dana untuk Bank Jabar Banten.

Baca Selengkapnya

Tiga Karyawan Ditahan, BNI: Kredit Layak Diberikan

27 Maret 2015

Tiga Karyawan Ditahan, BNI: Kredit Layak Diberikan

Proses pemberian kredit tersebut telah memperhatikan prinsip kehati-hatian.

Baca Selengkapnya

Staf Kecamatan Bobol Bank Jombang Rp 775 Juta  

19 Maret 2015

Staf Kecamatan Bobol Bank Jombang Rp 775 Juta  

Staf kecamatan sudah sebulan tak masuk kerja.

Baca Selengkapnya

Kredit Fiktif Rp 3,5 Miliar Dua PNS, Ada Peran Orang Dalam?  

26 Februari 2015

Kredit Fiktif Rp 3,5 Miliar Dua PNS, Ada Peran Orang Dalam?  

Kecurigaan OJK muncul bukan hanya karena modus SK palsu yang digunakan. Tapi juga identitas dan nama 22 debitur juga dipalsukan.

Baca Selengkapnya