Kata Menteri Bambang, Ini Penyebab Dwelling Time

Reporter

Editor

Grace gandhi

Sabtu, 12 Maret 2016 04:49 WIB

Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Indonesia, Tanjung Priok, Jakarta, 22 November 2015. TEMPO/M IQBAL ICHSAN

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan lambatnya proses bongkar muat (dwelling time) disebabkan oleh beberapa hal.

Pertama, menurut Bambang, disebabkan oleh pihak yang memiliki kewenangan atas lartas (barang larangan dan atau pembatasan) dan izin impor. Kedua hal tersebut akan dimasukkan ke dalam paket kebijakan selanjutnya.

"Paket kebijakan berikutnya fokus di pre-clearence," ujar Bambang di Kompleks Parlemen Jakarta, Jumat, 11 Maret 2016.

Bambang berharap dengan pembenahan tersebut durasi bongkar muat akan membaik dari 4,7 hari menjadi tiga hari saja. Pre-clearence sendiri setidaknya melibatkan banyak kementerian seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perikanan dan Kelautan, Sucofindo, serta Direktur Jendral Bea Cukai untuk mengurus lartas dan izin impor.

Sampai saat ini, waktu dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok untuk pre-clearance mencapai 2,37 hari, custom clearance mencapai 0,47 hari, dan post clearance mencapai 1,45 hari.

Bambang menegaskan, insentif dalam paket tersebut akan membidik proses lamanya pre-clearance saat ini.

Seperti diketahui, dwelling time terbagi menjadi tiga tahapan. Pertama adalah pre-clearance yang merupakan proses kedatangan sarana pengangkut hingga peti kemas yang diletakkan di Tempat Penimbunan Sementara (TPS) dan peninjauan nomor pendaftaran Pemberitahuan Impor Barang (PIB).

Kedua adalah customs clearance, yang meliputi kegiatan penyelesaian dokumen kepabeanan, sampai adanya surat persetujuan pengeluaran barang (SPPB). Sementara post clearance, meliputi pengangkutan peti kemas keluar dari pelabuhan dan pembayaran ke operator pelabuhan.

Ketua Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Masita mengatakan sering terpaksa mengurus dokumen impor setelah kapal masuk. Padahal, masih banyak dokumen yang membutuhkan data setelah kapal masuk. "Tak ada perubahan signifikan setelah presiden marah-marah beberapa waktu lalu," kata Zaldy. Lambatnya pre-clearence, tambahnya, berujung pada lambatnya bongkar muat tahap berikutnya.

Menurut Zaldy, pemerintah juga harus mengkaji lagi kinerja operator pelabuhan. Akses jalan keluar Priok masih sering macet sepanjang hari, sehingga truk kontainer tak bisa mengambil barang dengan cepat. Begitu juga dengan akses kereta api yang tak kunjung beroperasi.

ANDI IBNU











Berita terkait

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

4 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

4 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Menteri Keuangan Israel Serukan Penghancuran Total Gaza

5 hari lalu

Menteri Keuangan Israel Serukan Penghancuran Total Gaza

Menteri Keuangan Israel menyerukan penghancuran total Kota Rafah, Deir al-Balah, dan Khan Younis di Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Bambang Brodjonegoro Menjadi Komisaris Independen Astra

5 hari lalu

Bambang Brodjonegoro Menjadi Komisaris Independen Astra

PT Astra International Tbk. (ASII) menetapkan jajaran komisaris dan direksi baru.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

6 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

7 hari lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

10 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

10 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

10 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

10 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya