LAPAN: RI Butuh Banyak Satelit untuk Amankan Laut

Reporter

Rabu, 2 Maret 2016 18:45 WIB

Wikimedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, mengatakan Indonesia yang dua per tiga wilayahnya berupa lautan, membutuhkan lebih banyak satelit untuk mengawasi laut dari pencurian sumber daya maupun pengamanan wilayah.

"Mengapa (satelit) Lapan A2 dan A3, ada AIS (sensor automatic identification system), itu sebenarnya karena masih kurang," katanya usai membuka lokakarya UK Satellite and Surveillance Capabilities in Broader Maritime Applications in Indonesia di Jakarta, Selasa (1 Maret 2016).

Menurut dia, satelit Lapan A2/Orari yang mengorbit secara "equatorial" hanya melintasi wilayah Indonesia dua kali dalam satu hari. Jadi, sebenarnya jumlahnya masih kurang, karena AIS ini diperlukan untuk bisa memantau kapal pencuri ikan dengan waktu yang lebih rapat. "Sehingga pergerakan kapal bisa dipantau lebih cermat lagi," kata Thomas.

Asisten Deputi Bidang Pendayaan Iptek Maritim Kementerian Koordinator Maritim Nani Hendiarti mengatakan Indonesia sedang mendorong pembangunan infrastruktur kemaritiman. Karenanya, pemanfaatan teknologi keantariksaan seperti satelit sangat perlu untuk akurasi data hingga peningkatan kapasitas untuk pengembangan sektor ini.

Menurut Nani, pemanfaatan satelit untuk membangun industri perikanan tangkap dan budidaya yang berkelanjutan juga dibutuhkan, selain juga dukungan data satelit yang akurat untuk mendukung pengembangan energi baru terbarukan dari sektor kelautan seperti yang berasal dari gelombang.

"Harapannya hasil kerja sama dengan Lapan dengan UKSA (Badan Antariksa Inggris/The UK Space Agency) bisa membantu tiga hal tersebut," ujar dia.

Sejauh ini, menurut Nani, pemanfaatan data satelit dari Lapan banyak membantu program prioritas wisata yang sedang dikembangkan pemerintah.

Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik mengatakan enam perusahaan Inggris yang bergerak pada teknologi dan aplikasi keantariksaan seperti Surrey Satellite Tech Ltd, Satellite Applications Catapult, Inmarsat, ExactEarth, Spire, dan Gard Line yang hadir dalam lokakarya memberikan informasi yang mereka miliki yang dapat dimanfaatkan Indonesia membangun sektor kemaritiman.

Menurut dia, laut Indonesia terlalu luas untuk sekedar dijaga dengan kapal laut dan udara. Hanya satelit yang dapat memonitornya secara cepat dengan baik.

Persaingan di bidang teknologi keantariksaan memang ketat, beberapa lembaga keantariksaan dunia memang sangat berkemampuan dengan teknologi yang sudah terbukti.

Namun, sesuai dengan permintaan Presiden Joko Widodo, kebutuhan Indonesia adalah teknologi maju, tetapi hemat anggaran.

"Jadi, kami berpikir kami punya solusi dan opsi untuk keperluan Indonesia, sesuai dengan apa yang diminta Presiden Joko Widodo," ujar dia.


ANTARA

Berita terkait

Satelit Merah Putih PT Telkom Siap Diluncurkan 4 Agustus 2018

26 Juli 2018

Satelit Merah Putih PT Telkom Siap Diluncurkan 4 Agustus 2018

Saat ini, Satelit Merah Putih PT Telkom sudah berada di lokasi peluncuran di SpaceX, Florida, Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Rusia, Jepang, dan Cina Luncurkan Satelit Nyaris Berbarengan

7 Februari 2018

Rusia, Jepang, dan Cina Luncurkan Satelit Nyaris Berbarengan

Rusia, Jepang, dan Cina telah menyelesaikan serangkaian peluncuran satelit pada 1 hingga 3 Februari 2018.

Baca Selengkapnya

Anomali Satelit Telkom 1, Seluruh Jaringan BRI Sudah Pulih

10 September 2017

Anomali Satelit Telkom 1, Seluruh Jaringan BRI Sudah Pulih

Sejumlah kantor dan ATM BRI sempat tak beroperasi akibat gangguan satelit Telkom 1.

Baca Selengkapnya

Percepat Peluncuran Satelit Baru, Telkom Berkunjung ke California

6 September 2017

Percepat Peluncuran Satelit Baru, Telkom Berkunjung ke California

Satelit Telkom-4 ditempatkan di ruang bekas Telkom-1.

Baca Selengkapnya

Telkom Percepat Peluncuran Satelit Telkom 4

6 September 2017

Telkom Percepat Peluncuran Satelit Telkom 4

Satelit Telkom 4 milik PT Telekomunikasi Indonesia dijadwalkan meluncur pada Agustus 2018.

Baca Selengkapnya

Telkom: 66 Persen Layanan ATM Sudah Pulih

5 September 2017

Telkom: 66 Persen Layanan ATM Sudah Pulih

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. atau PT Telkom menyatakan sebanyak 66 persen ATM bank sudah berfungsi normal kembali.

Baca Selengkapnya

Kabar Satelit Telkom 1 Hancur, Rudiantara: Jangan Berspekulasi  

5 September 2017

Kabar Satelit Telkom 1 Hancur, Rudiantara: Jangan Berspekulasi  

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan kepada publik untuk tidak berspekulasi terlebih dahulu tentang penyebab terganggunya Satelit Telkom 1.

Baca Selengkapnya

Anomali Satelit Telkom 1, Sejumlah ATM BNI di Bekasi Sudah Pulih  

4 September 2017

Anomali Satelit Telkom 1, Sejumlah ATM BNI di Bekasi Sudah Pulih  

ATM BNI di sejumlah pusat perbelanjaan, pasar retail, dan lokasi lain di Kota Bekasi sudah dapat kembali dimanfaatkan nasabah.

Baca Selengkapnya

BI Berharap Pemulihan Gangguan Satelit Rampung 10 September

1 September 2017

BI Berharap Pemulihan Gangguan Satelit Rampung 10 September

Gangguan satelit Telkom 1 diharapkan selesai pada 10 September 2017.

Baca Selengkapnya

Alasan Telkom Belum Hitung Kerugian Akibat Gangguan Satelit

30 Agustus 2017

Alasan Telkom Belum Hitung Kerugian Akibat Gangguan Satelit

PT Telkom Indonesia masih menghitung kerugian yang disebabkan oleh gangguan yang menimpa satelit Telkom 1.

Baca Selengkapnya