PT Mohas Sukses Maniskan Dunia Dengan Gula Semut Indonesia

Reporter

Jumat, 19 Februari 2016 23:02 WIB

Ilustrasi Gula Semut. wikipedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Ada gula, ada semut. Manisnya gula kelapa kristal (gula semut) Indonesia makin terasa ke seluruh penjuru dunia. Gula kelapa organik ini sudah diekspor ke Malaysia, Hong Kong, China, Turki, dan Prancis.

“Gula kelapa semakin booming di seluruh dunia. Permintaan sudah mencapai 1.000 ton perbulan. Kami baru bisa memenuhi 200 ton perbulan,” kata Direktur Utama PT Mohas Resty Kolaka (Mohas), Restyarto Efiawan.

Rasa manis yang dihasilkan gula kelapa kristal organik jauh lebih sehat karena tidak mengandung bahan pengawet, mencegah diabetes, dan bahkan mengurangi kolesterol dan risiko osteoporosis.

Menurut dia, kenaikan permintaan lebih banyak datang dari kawasan Eropa. Hanya saja, para petani kelapa yang memasok bahan baku masih kesulitan memenuhi persyaratan berupa sertifikat lahan organik.

Mohas mendapat pasokan dari sekitar 100 orang petani penderes binaannya di Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen. Total produksi mencapai 500 ton perbulan, yang sebagian besar untuk memenuhi permintaan di dalam negeri.

“Ekspor baru sekitar 40% dari total produksi. Harga di dalam negeri sekitar Rp 20 ribu perkilogram, sedangkan untuk ekspor US$ 3 perkilogram. Untuk ekspor tingkat kekeringan 1% dan tingkat kelembutan 18%,” ujarnya.

Resty menjelaskan, Mohas terus melakukan roadshow ke berbagai kota di pesisir pantai di seluruh Indonesia, seperti Pandeglang, Sukabumi, dan Minahasa, untuk memperkenalkan keuntungan menjadi petani penderes kelapa sekaligus mencari pemasok baru.

Pemerintah diharapkan memberi dukungan dalam proses sertifikasi lahan organik milik petani penderes kelapa. Termasuk, dukungan peralatan mesin yang lebih canggih tidak manual seperti sekarang.

Pemerintah daerah kini juga tengah menggalakkan penanaman bibit kelapa Gajah Entok. Kelapa jenis ini tidak terlalu tinggi sehingga memudahkan petani dalam memanen kelapa sehingga mengurangi risiko kecelakaan bagi penderes.

Kelapa jenis ini lebih cepat berproduksi, sekitar 3-5 tahun dan berbatang pendek. Sehingga mudah dideres dan dapat ditanam dengan jarak tanam yang lebih rapat. Dengan begitu, populasi per satuan luas lebih banyak.

“Kami juga tengah bernegosiasi dengan Coca-Cola. Mereka telah menyatakan minat untuk menggunakan gula kelapa kristal untuk produk mereka yang no sugar. Kalau oke, bisa dibayangkan berapa banyak kenaikan permintaannya,” katanya.

Gula kelapa dihasilkan dari air nira kelapa yang direbus selama sekitar 4 jam, kemudian didinginkan dan dihancurkan menjadi serbuk. Selanjutnya, serbuk gula dikeringkan dengan cara dimasukkan ke oven atau dijemur.


SWA.CO.ID

Berita terkait

Erick Thohir Berharap Revitalisasi Industri Gula Penuhi Kebutuhan Nasional Jangka Panjang

10 Oktober 2022

Erick Thohir Berharap Revitalisasi Industri Gula Penuhi Kebutuhan Nasional Jangka Panjang

Erick Thohir mengungkapkan revitalisasi industri gula dapat memenuhi kebutuhan gula nasional.

Baca Selengkapnya

Badan Pangan Nasional Buat Regulasi Atur Tata Kelola Gula

4 Agustus 2022

Badan Pangan Nasional Buat Regulasi Atur Tata Kelola Gula

Badan Pangan Nasional akan membuat regulasi tata-kelola gula untuk memperkuat industri gula nasional.

Baca Selengkapnya

Lebih dari 50 Persen Pasokan Gula RI Masih Tergantung Impor

4 Agustus 2022

Lebih dari 50 Persen Pasokan Gula RI Masih Tergantung Impor

Badan Pangan Nasional mencatat kebutuhan total gula secara nasional mencapai 7,3 juta ton per tahun.

Baca Selengkapnya

Keluhkan Kelangkaan Gula Rafinasi, Pelaku Industri Surati Gubernur Jawa Timur

8 Maret 2021

Keluhkan Kelangkaan Gula Rafinasi, Pelaku Industri Surati Gubernur Jawa Timur

Pelaku industri makanan dan minuman Jawa Timur menyurati Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengeluhkan kelangkaan gula rafinasi.

Baca Selengkapnya

Awasi Distribusi Gula, Mendag Gandeng Satgas Pangan dan DPR

11 April 2020

Awasi Distribusi Gula, Mendag Gandeng Satgas Pangan dan DPR

Mendag Agus Suparmanto bersama Satgas Pangan dan Komisi VI DPR secara intensif mengawasi industri gula.

Baca Selengkapnya

Faktor Cuaca dan Lahan, Produksi Gula Diprediksi Tak Capai Target

13 Februari 2020

Faktor Cuaca dan Lahan, Produksi Gula Diprediksi Tak Capai Target

Asosiasi Gula Indonesia memperkirakan produksi gula tahun ini turun 10 persen dibandingkan 2019.

Baca Selengkapnya

Kementerian Pertanian Adukan Majalah Tempo ke Dewan Pers

9 September 2019

Kementerian Pertanian Adukan Majalah Tempo ke Dewan Pers

Laporan investigasi Majalah Tempo edisi 9-15 September 2019 bertajuk "Gula-Gula Dua Saudara" dinilai menyudutkan Kementerian Pertanian.

Baca Selengkapnya

Mendag Ancam Cabut Izin Pabrik yang Jual Gula Rafinasi ke Pasar

6 Agustus 2019

Mendag Ancam Cabut Izin Pabrik yang Jual Gula Rafinasi ke Pasar

Menteri Perdagangan Enggarsito Lukita mengancam akan mencabut izin perusahaan yang menyalahgunakan produksi gula rafinasi dengan dijual bebas ke pasar

Baca Selengkapnya

Jika Ditugasi Impor Gula Mentah, PTPN X Siap

1 Juli 2019

Jika Ditugasi Impor Gula Mentah, PTPN X Siap

Impor gula mentah itu dilakukan guna memenuhi konsumsi gula kristal putih (GKP).

Baca Selengkapnya

APTRI Minta Jokowi Pilih Menteri yang Berpihak pada Petani Tebu

29 Juni 2019

APTRI Minta Jokowi Pilih Menteri yang Berpihak pada Petani Tebu

APTRI meminta Presiden Jokowi pilih menteri yang memahami petani tebu karena saat ini industri gula sudah kritis.

Baca Selengkapnya