Akibat El Nino Pasar Benih Hortikultura Turun 5 Persen  

Reporter

Jumat, 19 Februari 2016 09:42 WIB

Dua petani mengemas buah apel yang baru saja dipanen di Desa Andonosari, Kecamatan Tutur (Nongkojajar), Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Minggu (1/4). ANTARA/Musyawir

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Produsen Benih Hortikultura Indonesia (Hortindo) menyatakan fenomena kemarau panjang El Nino yang terjadi pada 2015 telah memukul sektor industri perbenihan hortikultura. Akibatnya, produksi pangan, khususnya sayuran, di sejumlah lumbung pangan nasional menurun.

"Hal ini antara lain ditunjukkan dari menurunnya pangsa pasar benih hortikultura sekitar 5 persen," kata Ketua Umum Hortindo Afrizal Gindow di Jakarta, Kamis, 18 Februari 2016.

Menurut dia, petani memilih tidak menanam sayuran akibat musim kering yang berkepanjangan tahun lalu. Imbasnya, perusahaan yang memproduksi dan menjual benih hibrida kesulitan untuk melanjutkan usaha.

Di sisi lain, produksi benih pada 2015 justru terjadi peningkatan antara 30 persen sampai 35 persen jika dibandingkan dengan produksi benih di 2014. Hal ini membuat stok benih menjadi berlebih dan tidak terserap pasar. "Karena itu, kami berharap tahun 2016 pangsa pasar benih hortikultura dapat meningkat 5-7 persen," kata Afrizal.

Menurut Afrizal, penggunaan benih hibrida sangat penting untuk petani. Selain dapat meningkatkan produktivitas, penggunaan benih hibrida dapat mengurangi biaya produksi karena benih yang ditanam tahan terhadap serangan penyakit.

Kualitas produk yang dihasilkan petani juga akan mampu bersaing dengan kualitas produk hortikultura, khususnya sayuran petani dari negara lain.

Afrizal mencontohkan produk hortikultura, yakni labu madu, yang saat ini benihnya sudah diproduksi oleh salah satu anggota Hortindo sehingga dapat ditanam oleh petani di Indonesia.

Selama ini, labu yang diyakini memiliki manfaat tinggi bagi penderita diabetes tersebut banyak diimpor dari sejumlah negara dengan harga yang sangat tinggi.

"Biaya yang dikeluarkan petani untuk menggunakan benih hibrida yang berkualitas tidak lebih dari 3 persen dari total biaya produksi. Jika dibandingkan dengan hasil yang didapatkan petani, penggunaan benih hibrida sangat menguntungkan bagi petani," tutur Afrizal.

Jika dilihat dari sisi pasar produk hortikultura sendiri, permintaan pasar di Indonesia masih sangat tinggi. Selain jumlah penduduk yang besar, penduduk kelas menengah yang saat ini mencapai 56,5 persen dari total penduduk Indonesia yang hampir mencapai 250 juta jiwa mendorong peningkatan permintaan terhadap produk hortikultura berkualitas.

Afrizal mengingatkan tingginya permintaan produk hortikultura jika tidak diantisipasi akan membuat nilai impor komoditas ini akan semakin besar. Salah satu penyebab kalahnya produk hortikultura Indonesia dibandingkan dengan produk impor adalah akses terhadap benih unggul berkualitas.

Penyebab lain adalah minimnya lahan produksi hortikultura, khususnya sayuran. Menurut Afrizal, dari tahun ke tahun Indonesia masih terkendala masalah luas lahan pertanian sayuran yang jauh tertinggal dari sejumlah negara lain.

ANTARA

Berita terkait

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

2 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

5 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

7 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

8 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

18 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

30 hari lalu

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

32 hari lalu

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

33 hari lalu

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.

Baca Selengkapnya

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

41 hari lalu

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur

Baca Selengkapnya

Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

45 hari lalu

Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

Program pengairan dan alsintan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Kukar.

Baca Selengkapnya