Pengusaha Tolak Pembatasan Ekspor Rumput Laut

Reporter

Rabu, 17 Februari 2016 18:00 WIB

Seorang anak memperlihatkan rumput laut saat dijemur di pantai Tarwa, Kepulauan Kei Kecil, Maluku Tenggara, 12 Oktober 2015. Diakibatkan banjirnya persediaan dibandingkan permintaan pasar, harga komoditas rumput laut mengalami penurunan dari harga Rp 20 ribu kini menjadi Rp 6 ribu perkilonya. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) menolak rencana Menteri Kelautan dan Perikanan untuk membatasi ekspor rumput laut. “Pasokan dan budidaya rumput laut masih banyak tersedia di dalam negeri, tapi serapannya masih rendah," kata Ketua Umum ARLI, Safari Azis di Menara Kadin, Jakarta, Rabu 17 Februari 2016.

Safari menyebut, luasnya sebaran usaha budidaya rumput laut baik di sepanjang pantai telah membuat Indonesia menjadi salah satu produsen utama rumput laut dunia. Data Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat produksi rumput laut Indonesia pada tahun 2015 mencapai 10.335.000 ton basah atau setara 1.033.500 ton kering. Di sisi lain, serapan industri dalam negeri terhadap rumput laut baru mencapai 87.429 ton kering.

Pembatasan ekspor sebelum industri hilir siap, menurut Safari, sama saja dengan membuat petani rumput laut makin miskin. "Hilirisasi harus dimatangkan dulu, sekarang belum banyak pabriknya," kata dia.

Safari menyatakan, pengusaha sebenarnya mendukung hilirisasi. Saat ini, katanya, ada anggota ARLI yang segera membangun empat pabrik pengolahan rumput laut di Sulawesi Selatan. Nilai investasinya sekitar Rp 15 miliar per pabrik dengan kapasitas 500 ton tiap bulan.

Untuk memperbanyak inveatasi semacam ini, Safari meminta pemerintah memberi insentif, misalnya berupa keringanan pajak atau pinjaman dengan bunga rendah. "Siapkan dulu pabrik-pabrik untuk membuat produk hilir sebelum melarang ekspor bahan baku," katanya.

Selain itu, Safari juga meminta pemerintah untuk serius membenahi logistik. Ia mencontohkan, ongkos kirim rumput laut mentah dari Makassar ke pabrik pengolahan di Surabaya bisa sampai Rp 1.000 per kilogram, sedangkan produk yang sama dari Cina bisa didatangkan dengan ongkos kirim Rp350 per kilogram. "Ini masih perlu dibenahi," katanya.

Ekspor rumput laut Indonesia pada 2014/ tercatat sebanyak 200.706 ton di tahun. Angka itu naik jadi 206.305 ton di tahun 2015.

Sebelumnya, Meneri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mewacanakan pengurangan ekspor rumput laut mentah sebesar 10 persen pada tahun ini. Pengurangan akan dilanjutkan 25 persen lagi pada 2017 hingga sama sekali berhenti mengekspor rumput laut mentah pada 2020.


PINGIT ARIA

Berita terkait

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

2 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

6 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

9 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

11 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

13 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

13 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

13 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

13 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

13 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

14 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya