Penjualan Furnitur Alami Tantangan Berat  

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Jumat, 22 Januari 2016 14:08 WIB

Furniture Rosewood di Pondok Indah Mall, Jakarta, 8 April 2015. TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO, Jakarta - Penjualan furnitur di Semarang tahun ini diperkirakan cenderung stagnan meski masih terdapat potensi terjadinya pertumbuhan.

Pemilik perusahaan furnitur Rumah Kita, Jimmy Jati Utomo, mengatakan pertumbuhan penjualan sebesar 20 persen tahun ini lebih didorong peningkatan harga jual. "Kalau dari jumlah barang yang dijual, mungkin tidak banyak berubah. Kami berharap, pertumbuhan bisa mencapai 30 persenan seiring dengan perbaikan ekonomi," ujarnya di sela Pameran Rumah Kita di Mal Ciputra, Semarang.

Dia menjabarkan, pada semester II/2015, penjualan furnitur mengalami penurunan sekitar 15-25 persen dibanding semester sebelumnya. Meski demikian, secara tahunan, penjualan tahun lalu masih mencatatkan pertumbuhan sekitar 30 persen.

"Penyebabnya banyak. Salah satunya penyerapan APBN yang lambat, yang akhirnya berpengaruh juga ke bisnis ini. Sulit untuk growth. Selain itu, kompetisi juga sangat ketat. Sebagian kecil perusahaan sudah meningkatkan harga jual sekitar 15-20 persen karena peningkatan nilai tukar dolar terhadap rupiah," ujarnya.

Meski demikian, sebagian besar perusahaan masih menahan untuk tidak menaikkan harga sebagai upaya menjaga pasar. Di saat kondisi perekonomian seperti ini, tutur dia, perusahaan cenderung memilih melakukan efisiensi.

Untuk menggenjot penjualan, Rumah Kita menggelar pameran pada 21 Januari-1 Februari. Secara total, perusahaan melakukan pameran sekitar tiga sampai empat kali dalam satu tahun.

Jimmy mengatakan beberapa promosi yang diberikan selama pameran adalah cicilan bunga nol persen, pemberian voucher belanja, dan beberapa hadiah langsung. Pameran yang dilakukan saat ini merupakan bagian upaya untuk menghabiskan stok penjualan tahun lalu.

“Biasanya, pameran dilakukan di Mal Paragon, yang menyasar kelas menengah ke atas. Pelaksanaan di Mal Ciputra ini adalah yang pertama kali. Kami mencoba menyasar pasar yang lebih besar di kelas menengah sebagai bagian dari diversifikasi,” katanya.

Secara umum, ujar dia, penjualan furnitur dengan permintaan paling tinggi berada pada kisaran harga sekitar Rp 5 juta. Penjualan pada harga tersebut mencapai sekitar 50 persen dari total penjualan perusahaan.

Dia melanjutkan, penjualan di sana didominasi masyarakat Semarang. Adapun selama pameran, domisili konsumen lebih beragam. Sekitar 30 persen berada di luar Kota Semarang. Konsumen dominan adalah untuk perumahan, renovasi, atau pengantin baru.


BISNIS

Berita terkait

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

16 jam lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

2 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

3 hari lalu

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

Pemerintah Indonesia terbuka terhadap pemanfaatan transaksi imbal dagang business-to-business (b-to-b).

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

4 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

4 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

5 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

7 hari lalu

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

OIKN bakal mengembangkan sistem transportasi cerdas di IKN.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

8 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Naik Rp 7.000 ke Level 1.326.000 per Gram

8 hari lalu

Harga Emas Antam Naik Rp 7.000 ke Level 1.326.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini naik Rp 7.000 ke level Rp 1.326.000 per gram.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Ajek di Level Rp 1.319.000 per Gram

9 hari lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Ajek di Level Rp 1.319.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini sama dengan perdagangan hari kemarin, yakni Rp 1.319.000 per gram.

Baca Selengkapnya