TEMPO.CO, Jakarta - Lima pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi berkunjung ke kantor Badan Pemeriksa Keuangan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Rabu, 13 Januari 2016. "Sebagai pejabat baru di KPK, sebelumnya kami sudah berkonsultasi kepada teman-teman penegak hukum. Tidak kalah pentingnya, hari ini kami berkunjung ke BPK," kata Ketua KPK Agus Rahardjo.
Menurut Agus, KPK mempunyai ketergantungan pada hasil perhitungan kerugian negara oleh BPK. "Itu yang kami bicarakan," ucapnya. Jika ada instansi yang tidak mengikuti saran KPK, ujar Agus, pihaknya juga melapor ke BPK.
Dua lembaga negara ini juga membicarakan tentang kerugian negara. "Rp 1 di KPK apakah sama nilainya Rp 1 di BPK? Itu yang sedang kami rumuskan. Bagaimana pengertian Rp 1 itu," tutur Ketua BPK Harry Azhar Azis. "Seharusnya sama, menurut saya. Sepanjang itu uang negara, meski Rp 1, kita berkewajiban menyelamatkan."
Kunjungan itu sekaligus menjadi momen bagi BPK mengucapkan selamat bekerja kepada pimpinan KPK. "Dari pembicaraan tadi, kami melihat munculnya semangat yang menggebu-gebu dari pimpinan KPK," kata Harry. Ia mengutip perkataan Agus, KPK menindak tidak hanya dengan kebencian, tapi juga dengan kebanggaan.
Menurut Harry, penindakan juga harus membuat sistem lebih baik. Setelah dilakukan penindakan, sistem pencegahan juga dibangun.
Dalam pertemuan sekitar dua jam itu, mereka juga membahas tentang pembiayaan, sumber daya, serta perbedaan antara kesengajaan dan kelalaian. "Kami juga membahas audit BPK dan pengembangan kasus-kasus," ucap Wakil Ketua KPK Laode Muhamad Syarif.