Wakil Presiden Jusuf Kalla melihat sebuah mobil yang dipamerkan usai meresmikan pembukaan Gakindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) di Tangerang Selatan, 20 Agustus 2015. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
TEMPO.CO, Surabaya - Ekspor industri otomotif Indonesia meningkat hingga lebih dari 9 persen pada tahun ini. Angka itu didapat dengan membandingkan data sepanjang Januari-Oktober 2015 dan 2014.
"Saya tidak bisa memproyeksikan tahun depan (2016), tapi paling tidak sama dengan saat ini. Insya Allah, bisa 10 persen," kata Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Noegardjito kepada wartawan di Surabaya, Kamis malam, 9 Desember 2015.
Berdasarkan data Gaikindo, ekspor mobil jadi sepanjang Januari-Oktober 2015 sudah mencapai 183.661 unit atau meningkat 9,2 persen dibanding periode yang sama setahun sebelumnya. Sedangkan untuk mobil knock-down sudah mencapai 91.625 set atau meningkat 1,6 persen.
"Jika pertumbuhan perekonomian membaik seperti prediksi, ekspor mobil tahun depan diramalkan bisa lebih tinggi," ucap Noegardjito.
Indonesia disebutkannya menjadi pionir ekspor mobil agen pemegang merek besar ke 70 negara di seluruh dunia. Negara-negara di Timur Tengah, Jepang, dan Filipina menjadi negara dengan konsumen terbesar. “Kalau ke negara-negara Arab, ekspor mobil dengan Euro 4, sedangkan Jepang paling banyak untuk Euro 5,” ujarnya.
Meski begitu, realisasi penjualan domestik nasional mobil dipastikan mengalami penurunan tahun ini. Penjualan mobil pada Januari-Oktober 2015 sebesar 853 ribu unit. Angka itu lebih rendah 17,8 persen dibanding pada periode yang sama 2014 yang mencapai 1.208.000 unit.
Walau turun, ia yakin penyelenggaraan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) di Surabaya pada 9-13 Desember 2015 akan menyelamatkan target pemerintah pusat. “Kami perkokoh target satu juta mobil. Kami optimistis sampai angka segitu,” tuturnya.
Gaikindo Sebut Diskon PPN Mobil Listrik Bisa Tingkatkan Penjualan
27 Februari 2024
Gaikindo Sebut Diskon PPN Mobil Listrik Bisa Tingkatkan Penjualan
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menanggapi insentif fiskal berupa PPN ditanggung pemerintah sebesar 10 persen untuk mobil listrik.