Pasar Logistik Korea Selatan Pintu Masuk Komoditas Indonesia

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Rabu, 9 Desember 2015 21:24 WIB

Menteri Perdagangan, Thomas Lembong. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia tengah membidik pasar makanan dan minuman serta kopi Korea Selatan karena peluang untuk produk-produk tersebut masih cukup menjanjikan dimana impor negara tersebut pada 2014 lalu mencapai 8,1 miliar dolar AS atau tumbuh 7,55 per tahun.

"Kita memiliki peluang cukup besar untuk merebut pangsa impor produk makanan olahan di Korea Selatan dan harus kita manfaatkan sebaik-baiknya," kata Menteri Perdagangan Thomas Lembong, dalam siaran pers yang diterima, Rabu, 9 Desember 2015.

Dengan impor Korea Selatan untuk makanan olahan pada 2014 mencapai 8,1 miliar dolar AS dan pertumbuhan 7,55 persen per tahun selama periode 2010-2014, negara-negara pemasok utama mereka adalah Amerika Serikat dengan pangsa 20,4 persen, Tiongkok 16,37 persen, Filipina 6,88 persen, Thailand 6,57 persen dan Australia 6,11 persen. Sementara Indonesia menduduki urutan ke 15 dengan pangsa 1,8 persen.

Tantangan untuk masuk ke dalam pasar makanan minuman Korea Selatan adalah pemerintah negara itu menerapkan standar tinggi dengan alasan keamanan pangan.

"Eksportir makanan olahan Indonesia harus mengetahui dan mampu memenuhi persyaratan mulai dari bahan-bahan yang digunakan hingga proses pengolahan. Sementara untuk kopi sangat digemari masyarakat Korea Selatan. Kita perlu melakukan strategi khusus untuk lebih mempromosikan dan membentuk positioning kopi Indonesia di pasar Korea Selatan" ujar Thomas.

Hampir seluruh kopi di Korea Selatan berasal dari impor yang angkanya mencapai 5,26 juta dolar AS per tahun. Selain itu, sebanyak 53 persen orang dewasa di negara tersebut lebih memilih minuman kopi dibandingkan jenis minuman lainnya, seperti jus, minuman cokelat, susu, ataupun minuman ringan.

"Sekitar 90 persen kopi yang diimpor Korea Selatan adalah green beans yang memiliki harga relatif lebih murah dibandingkan kopi yang dihasilkan Indonesia. Namun demikian, Indonesia masih memiliki peluang memasarkan specialty coffee dan single-origin. Kebanyakan penikmat kopi di Korea Selatan belum mendapatkan informasi mengenai hal tersebut," ujar Thomas.

Selain itu, untuk mendorong ekspor Indonesia ke Korea Selatan Thomas juga akan bertemu Chairman of Korea Trade-Investment Promotion Agency (KOTRA) dan Chairman of Korea International Trade Association (KITA) guna mendiskusikan peluang kerja sama di bidang promosi perdagangan.

Salah satu cakupan kerja sama adalah fasilitasi para eksportir Indonesia dalam melakukan promosi di website KITA melalui layanan e-marketplace dan Global Business Matching Services (GBMS).

"Kami berharap KOTRA dapat mendukung promosi produk Indonesia di pasar Korea Selatan, sekaligus mendorong perusahaan Korea Selatan berinvestasi di Indonesia," ujar Thomas.

ANTARA

Berita terkait

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

20 jam lalu

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

OIKN bakal mengembangkan sistem transportasi cerdas di IKN.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

2 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Naik Rp 7.000 ke Level 1.326.000 per Gram

2 hari lalu

Harga Emas Antam Naik Rp 7.000 ke Level 1.326.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini naik Rp 7.000 ke level Rp 1.326.000 per gram.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Ajek di Level Rp 1.319.000 per Gram

3 hari lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Ajek di Level Rp 1.319.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini sama dengan perdagangan hari kemarin, yakni Rp 1.319.000 per gram.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

4 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

5 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

5 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Merosot Rp 18 Ribu, Kini di Level Rp 1.325.000 per Gram

6 hari lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Merosot Rp 18 Ribu, Kini di Level Rp 1.325.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini, Selasa, 23 April 2024 merosot turun hingga Rp 18 ribu dari harga di perdagangan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

7 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

7 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya