TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Paskah Suzetta mengatakan pinjaman luar negeri yang belum terealisasi sampai saat ini secara kumulatif mencapai US$ 8,2 miliar. "Itu yang kami estimasikan," kata Paskah di Bappenas kemarin.Beberapa waktu lalu Paskah melayangkan surat teguran kepada lima departemen dan dua BUMN agar melakukan pengkajian ulang terhadap proyek-proyek mereka yang lambat menyerap utang. Sekretaris Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Syahrial Loethan menyebutkan kelima departemen tersebut adalah Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Perhubungan, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan dan Kementrian BUMN, sedangkan dua BUMN, yakni PT PLN dan PT PGN.Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Bappenas Lukita Dinarsyah Tuwo menambahkan, angka US$ 8,2 miliar tersebut merupakan kumulatif berbagai proyek yang sudah jalan tetapi belum semua dana terserap habis.Ia mencontohkan, untuk pinjaman proyek pembangunan jalan yang masa proyeknya lima tahun ternyata ketika dievaluasi pelaksanaannya pada tahun kedua, dana yang harusnya sudah terserap US$ 100 juta baru diserap US$ 15 juta. "Jadi masih ada US$ 85 juta yang menjadi undisbursed loan yang pencairannya lima tahun," kata Lukita.Pinjaman yang belum terealisasi itu, menurut Lukita, merupakan pinjaman yang sedang berjalan karena banyak proyek yang masa pelaksanaannya berjangka panjang, misalnya lima tahun. Di antara proyek-proyek tersebut, ada yang pencairannya menyicil. "Tapi memang ada yang lima tahun nggak jalan."Menurut Lukita, untuk proyek-proyek yang hingga lima tahun tak terealiasi pinjamannya akan dievaluasi oleh Bappenas untuk dialihkan ke proyek yang lain atau bahkan akan dibatalkan.agus supriyanto