Pengerajin menata topeng pada Pameran Interior dan Craft 2015 di JCC, Jakarta, 11 Juni 2015. Indonesia perlu penanganan khusus dalam meningkatkan kesiapan wirausaha UMKM untuk menghadapi MEA 2015. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Business Development Service Indonesia (ABDSI) bekerjasama dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi dan Lembaga Sertifikasi Profesi Perkoperasian Indonesia menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi kompetensi bagi pendamping Koperasi dan Usaha Mikor Kecil & Menengah (KUMKM) di Yogyakarta, Rabu-Kamis (18-19 November 2015).
Melalui pelatihan dan sertifikasi ini, pendamping dapat melakukan percepatan peningkatan kapasitas dan kapabilitas Pendamping KUMKM.
"Peningkatan kualitas SDM sangat penting untuk percepatan peningkatkan kualitas dan daya saing KUMKM menjelang Masyarakat Ekonomi Asean," papar Rommy Heryanto, Ketua Korwil ABDSI Yogyakarta dalam keterangan resmi yang diterima bisnis.com, Rabu (18 November 2015).
Ke depannya, pendamping KUMKM juga diharapkan mampu memberikan jasa layanan pendampingan yang kompeten, pendamping yang beretos kerja produktif dan profesional.
Kegiatan yang diikuti 70 Konsultan Pendampingan KUMKM ini merupakan rangkaian dari kegiatan Temu Nasional Pendamping ke-2 di Yogyakarta, di mana puncak acaranya akan digelar di Yogyakarta pada Mei 2016.
Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan
27 Februari 2024
Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan
Amartha dan Unilever Indonesia kolaborasikan jejaring usaha mikro Perempuan dengan jejaring bank sampah berbasis komunitas untuk kelola sampah plastik secara produktif dan ekonomis.
Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026
14 Juli 2023
Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026
Riset yang dilakukan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) bersama Ernst & Young Indonesia menemukan kebutuhan pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah alias UMKM yang mencapai ribuan triliun pada 2026.