TEMPO Interaktif, Jakarta:Dirjen Perbendaharaan Negara Mulia Nasution mengakui dalam waktu 15 tahun ke depan profil utang masih cukup riskan. Untuk itu pemerintah akan melakukan kebijakan dalam rangka memperbaiki profil utang sehingga tidak akan terjadi penumpukan pembayaran utang pada tahun tertentu.Adapun kebijakan yang ditempuh pemerintah, lanjutnya, dengan berupaya mengurangi tambahan utang. ?Jadi refinancing risk-nya tidak tinggi dan cost of fund menjadi lebih murah,? ujarnya.Seperti diberitakan sebelumnya, kondisi ekonomi Indonesia 2006 masih akan mengalami tekanan yang cukup berat akibat tingginya beban cicilan pokok dan bunga utang, baik utang luar negeri atau dalam negeri, yaitu sebesar Rp 168,4 triliun yang harus dibayar pada 2006.Akibatnya pemerintah dihadapkan pada berbagai tekanan pada makro ekonomi, anggaran, neraca modal dan neraca pembayaran, serta nilai tukar rupiah yang bakal terdepresiasi. Anggota Komisi Keuangan dan Perbankan DPR RI Dradjad Wibowo mengusulkan satu solusi yang tepat, yakni dengan mengajukan pemotongan utang. ?Pemerintah harus berani meminta pemotongan utang,? tegasnya.Menanggapi usulan itu, Mulia mengatakan berbagai kemungkinan yang dapat mengurangi utang pemerintah akan dikaji. ?Tentunya dengan tetap berusaha menjaga reputasi kita dalam mengelola utang kita. Jangan sampai karena sesuatu yang belum pasti nanti akan ada salah pengertian dari negara-negara itu,? tandas Mulia.suryani ika sari