Produksi Ikan Tangkap di Cilacap Naik 120 Persen

Reporter

Selasa, 22 September 2015 20:44 WIB

sxc.hu

TEMPO.CO, Jakarta - Produksi perikanan tangkap di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada tahun 2015 naik sebesar 120 persen. Menurut Kepala Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Cilacap Wahid, berdasarkan data produksi ikan di PPS Cilacap pada bulan Januari hingga Juli 2015 secara keseluruhan tercatat sebanyak 5.089,96 ton," katanya.

"Sedangkan pada periode yang sama tahun 2014 hanya 2.311,29 ton sehingga ada kenaikan sebesar 120 persen," kata Wahid di Cilacap, Selasa, 22 September 2015.

Menurutnya, kenaikan produksi tertinggi terjadi pada kapal berukuran di bawah 10 gross tonage (GT) yang mencapai 166 persen karena pada bulan Januari-Juli 2014 hanya sebanyak 1.018,69 ton sedangkan tahun 2015 mencapai 2.711,86 ton.

Untuk kapal berukuran 10-20 GT pada tahun 2014 sebanyak 85,52 ton dan pada tahun 2015 mencapai 225,36 ton atau naik 164 persen, kapal berukuran 21-30 GT pada tahun 2014 sebanyak 1.064,59 ton dan pada tahun 2015 naik 78 persen menjadi 1.895,01 ton, sedangkan kapal berukuran di atas 30 GT pada tahun 2014 sebanyak 142,49 ton dan pada tahun 2015 naik 81 persen menjadi 257,73 persen.

"Data tersebut sudah kami ekspos di Jakarta, produksi ikan oleh nelayan-nelayan di Cilacap naik 120 persen setelah tidak beroperasinya kapal-kapal asing. Kemungkinan yang ada, setelah tidak beroperasinya kapal-kapal asing, ikan mulai melimpah," katanya.

Dia mengaku saat berada di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan telah meminta agar kondisi tersebut tetap dipertahankan dengan tidak menambah kapal-kapal kecil.
"Jangan karena produksinya naik, kapalnya ditambah. Kebetulan di Cilacap tidak ada kapal asing, semua kapal lokal," katanya.

Wahid menambahkan, kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menguntungkan bagi Cilacap karena ikan bisa melimpah lebih dekat sehingga mudah ditangkap oleh nelayan. Bahkan, dia memperkirakan produksi ikan di Cilacap akan terus meningkat karena saat ini sedang musim panen.

Disinggung mengenai produksi ikan dari kapal-kapal berukuran di atas 30 GT, dia mengakui bahwa hal itu tidak dapat terpantau secara keseluruhan karena sebagian besar kapal-kapal besar tersebut membongkar muatan di luar Cilacap seperti Jakarta dan Pelabuhan Ratu.

Terkait hal itu, dia mengaku telah mengusulkan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan agar dilakukan perubahan manajemen perizinan dengan memberlakukan satu kapal hanya satu pangkalan. "Kapal yang berangkat dari Cilacap harus bawa produk saat kembali ke Cilacap walaupun sebagian hasil tangkapan berupa tuna KW I (kualitas satu) diturunkan di Jakarta," katanya.


ANTARA

Berita terkait

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

4 hari lalu

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

4 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

15 hari lalu

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

26 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

45 hari lalu

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

Sri Mulyani masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa mencapai 5,2 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

45 hari lalu

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

KKP menargetkan inflasi komoditas perikanan tahun 2023 sebesar 3+1 persen.

Baca Selengkapnya

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

45 hari lalu

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

Anggaran untuk mendukung perempuan dan disabilitas yang ada dalam sektor perikanan nasional.

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

46 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

46 hari lalu

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.

Baca Selengkapnya

Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

59 hari lalu

Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

Isu soal pertanian dan subsidi perikanan belum disetujui dalam KTM13 WTO di Abu Dhabi lalu. Meski demikian, sudah disetujui sekitar 80 member WTO.

Baca Selengkapnya