Saham Wall Street Berjatuhan

Reporter

Selasa, 15 September 2015 22:00 WIB

REUTERS/Lucas Jackson

TEMPO.CO, Jakarta - Saham-saham di Wall Street ditutup lebih rendah pada Senin (Selasa pagi WIB, 15 September 2015), karena para investor menunggu pertemuan Federal Reserve pekan ini yang bisa menghasilkan kenaikan suku bunga pertama dalam lebih dari sembilan tahun.

Dow Jones Industrial Average turun 62,13 poin (0,38 persen) menjadi berakhir di 16.370,96.

Indeks berbasis luas S&P 500 turun 8,02 poin (0,41 persen) menjadi ditutup pada 1.953,03, sementara indeks komposit teknologi Nasdaq berkurang 16,58 poin (0,34 persen) menjadi 4.805,76.

"Ada banyak kegelisahan berkaitan dengan apa yang akan Fed lakukan pada Kamis (17 September 2015)," kata Bill Lynch, direktur investasi pada Hinsdale Associates seperti dikutip AFP.

Meskipun The Fed telah mengisyaratkan rencana untuk mengangkat suku bunga acuannya pada 2015, beberapa komentator mengatakan gejolak di pasar keuangan global dapat mendorong bank sentral AS untuk memajukan kembali jadwal waktunya.

Saham-saham teknologi dengan penurunan yang lebih besar termasuk anggota Dow Microsoft merosot 1,0 persen, Amazon berkurang 1,5 persen dan Netflix jatuh 1,9 persen.

Saham Apple naik 1,0 persen setelah mengatakan pre-order model barunya, iPhone 6S, berada di jalur untuk rekor terbaik tahun lalu untuk telepon seluler baru. Raksasa teknologi ini meluncurkan telepon pintar (smartphone) baru dalam peluncuran produk pekan lalu.

Raksasa e-dagang Tiongkok, Alibaba, anjlok 3,1 persen setelah sebuah artikel di surat kabar mingguan keuangan Barron memperingatkan sahamnya bisa lebih lanjut jatuh 50 persen. Yahoo, yang memegang saham di perusahaan Tiongkok itu, kehilangan 3,5 persen.

Solera Holdings, yang menyediakan perangkat lunak untuk industri otomotif dan asuransi, melonjak 8,5 persen setelah diberitakan akan diakuisisi oleh perusahaan ekuitas swasta Vista Equity Partners senilai 6,5 miliar dolar AS.

Perusahaan biofarmasi Baxalta naik 4,3 persen setelah Wall Street Journal melaporkan bahwa Shire bisa mempermanis tawaran yang tidak diminta untuk Baxalta. Baxalta menolak tawaran Shire sebelumnya.

Harga obligasi bervariasi. Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS berjangka 10-tahun merosot menjadi 2,18 persen dari 2,19 persen pada Jumat, sedangkan pada obligasi 30-tahun tetap stabil di 2,95 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak berlawanan arah.


ANTARA

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

7 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

38 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya