Ali Wardhana, Jakarta, 19 Juli 2007. TEMPO/ Muradi
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Keuangan Ali Wardhana punya dua kisah paling bersejarah sepanjang hidupnya. Salah satunya, saat lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini diluluskan dari ujian tapi dengan banyak pertimbangan.
“Tapi saya enggak bilang kalau saya diluluskan dengan penuh pertimbangan. Saya hanya bilang lulus saja kepada teman-teman,” kata Ali Wardhana saat memberikan sambutan setelah menerima penghargaan Wirakarya Adhitama atau Lifetime Achievement Award dari Fakultas Ekonomi Universitas dan Ikatan Alumni Universitas Indonesia Fakultas Ekonomi UI di Graha Niaga, Sudirman, Jakarta, Jumat, 6 Juni 2014.
Saat ujian, Ali menyiapkan segala ilmu ekonomi yang ia kuasai. Ia kemudian disidang oleh beberapa dekan dan guru besar Fakultas Ekonomi UI.
Setelah berjam-jam menjawab pertanyaan, Ali akhirnya diminta keluar dari ruang ujian untuk memberikan waktu bagi dekan dan guru besar mempertimbangkan kelulusannya. Apa yang Ali usahakan akhirnya tercapai. Meski demikian, kata Ali, dia diluluskan dengan banyak pertimbangan.
Selain kisah tersebut, Ali pun pernah disebut menteri ingusan oleh media massa saat dia menjabat sebagai Menteri Keuangan pada masa Orde Baru. “Terus-terusan surat kabar itu menyebut saya menteri ingusan, hingga akhirnya saya tahu kenapa diberi julukan itu,” ujar Ali.
Julukan itu muncul karena Ali, yang saat itu berusia 39 tahun, harus berhadap-hadapan dengan sejumlah sesepuh Kementerian Keuangan yang sudah lama bekerja di sana.
Karena merasa tidak sepaham dan sulit menjalin hubungan dengan sejumlah sesepuh di Kementerian Keuangan, akhirnya Ali mendepak mereka. Ali Wardhana pun kemudian segera menghubungi beberapa pemuda Fakultas Ekonomi UI untuk mengisi beberapa bangku kosong di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
1 hari lalu
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.