Ali Wardhana, Pemimpin yang Tak Suka Tergopoh-gopoh

Reporter

Editor

Grace gandhi

Selasa, 15 September 2015 07:48 WIB

Ali Wardhana, Jakarta, 19 Juli 2007. TEMPO/ Muradi

TEMPO.CO, Jakarta - Nama Ali Wardhana, pria kelahiran Solo, 6 Mei 1928, sepertinya menjadi jaminan bagi para bankir untuk menjalankan usaha. Ketika menjabat sebagai Menteri Keuangan 1968-1983, lulusan University of California di Berkeley pada 1961 ini dianggap dapat menenangkan dunia perbankan.

Direktur PT Panin Bank waktu itu, Prijatna Atmadja, berpendapat, "Orang lama biasanya tak akan membuat kejutan," katanya kepada Tempo.

Bukan hanya tenang, bekas guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini dinilai selalu tampil dengan gaya yang tak tergopoh-gopoh. Ali juga dikenal sebagai pemimpin yang tidak mudah meluluskan permintaan untuk membuat proyek yang menelan biaya besar.

Ali sendiri mempunyai jawaban atas tudingan bahwa dia itu pelit. "Yang membuat saya cemas bukan keadaan ekonomi yang sulit, tapi masih kurangnya pengertian dari sementara orang yang menuding saya pelit, tak suka membela kepentingan dalam negeri," ujar Ali kepada Tempo pada 1988.

Setelah lengser dari kabinet pada 1988, bekas menteri yang pernah juara bowling di antara klub-klub bank itu memperingatkan kondisi ekonomi Indonesia. Ia sudah mewanti-wanti ihwal harga minyak yang semakin jatuh sejak 1983. "Orang suka lupa, setelah harga minyak jatuh pada tahun 1983, keadaan keuangan kita sebenarnya sudah payah," tutur Ali.

Sejak Maret 1983, harga minyak sudah jatuh menjadi US$ 29,53 per barel.

Ihwal utang, Ali Wardhana juga mengingatkan para menteri dan pelaku usaha. Menurut Ali, utang luar negeri pemerintah RI, yang waktu itu mencapai sekitar US$ 40 miliar, sungguh bukan jumlah yang main-main. Besarnya utang itu sebagian karena naiknya gengsi mata uang yen terhadap dolar AS.

Karier terakhir kakek lima cucu ini adalah menjadi penasihat ekonomi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Jabatan yang diemban pada periode pertama pemerintahan SBY itu membawanya kembali berkantor di Kementerian Keuangan.

Jabatan
Menteri Keuangan 1968-1983
Menteri Koordinator Ekonomi, Industri, dan Pengawasan Pembangunan 1983-1988

Pendidikan
S-1 Universitas Indonesia 1958
S-2 University of California di Berkeley 1961
S-3 University of California di Berkeley 1962

EVAN | PDAT (Sumber Diolah Tempo)

Berita terkait

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

3 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

3 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Menteri Keuangan Israel Serukan Penghancuran Total Gaza

3 hari lalu

Menteri Keuangan Israel Serukan Penghancuran Total Gaza

Menteri Keuangan Israel menyerukan penghancuran total Kota Rafah, Deir al-Balah, dan Khan Younis di Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

4 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

5 hari lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, akan Dimakamkan di Sleman

7 hari lalu

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, akan Dimakamkan di Sleman

Penyair Joko Pinurbo meninggal pada usia 61 tahun karena sakit.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

8 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

8 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

8 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

8 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya