5 Lembaga Negara dengan Penyerapan Anggaran Terbesar

Reporter

Rabu, 12 Agustus 2015 12:49 WIB

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (kiri) berbincang dengan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro (tengah) dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono (kanan) di sela penyerahan dana talangan kepada korban lumpur Lapindo di Sidoarjo, 14 Juli 2015. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo mengatakan ada lima kementerian/lembaga pemerintah dengan penyerapan anggaran terbaik selama semester pertama 2015. Lima lembaga itu adalah Badan Kepegawaian Negara, Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia, Kementerian Keuangan, Badan SAR Nasional, dan Mahkamah Agung.

Mardiasmo mengakui, masih rendahnya realisasi penyerapan belanja pemerintah pada semester pertama 2015, antara lain, karena adanya perubahan nomenklatur pada beberapa kementerian/lembaga. Ia berharap, pada semester kedua, hal tersebut sudah bisa diatasi. “Mudah-mudahan hari ini tidak ada lagi perubahan nomenklatur,” ucapnya, seperti dikutip situs Kementerian Keuangan, Rabu, 12 Agustus 2015.

Direktur Jenderal Perbendaharaan Marwanto Harjowiryono berujar, ada enam kriteria untuk menilai kinerja penyerapan anggaran setiap lembaga negara. Pertama, seberapa besar dana yang dikelola oleh kementerian/lembaga itu bisa tereksekusi sesuai dengan peraturan yang ada.

Indikator kedua adalah penyelesaian tagihan. Hal ini menyangkut ketepatan waktu dalam penyelesaian tagihan, khususnya bagi kementerian/lembaga yang mengelola proyek-proyek fisik. Penyelesaian tagihan yang tepat waktu diharapkan akan menciptakan keselarasan antara perkembangan proyek fisik dan perkembangan penyerapan anggarannya.

“Sesuai dengan aturan yang ada, sebenarnya paling lambat satu bulan setelah proyek itu selesai dieksekusi sesuai dengan tahapannya diharapkan segera ditagihkan kepada kami di kantor perbendaharaan di daerah, sehingga kemudian perkembangan fisik dengan perkembangan penyerapan itu bisa sejalan,” tutur Marwanto.

Ketiga, adanya kesesuaian antara perencanaan pencairan dana dan realisasinya. Indikator keempat terkait dengan penyampaian data kontrak melalui Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN). “Penyampaian data kontrak yang tidak disampaikan kepada Kemenkeu, dalam hal ini Kantor Pelayanan Kas Negara. Pelayanan data kontrak ini menjadi penting, karena kami saat ini sedang melakukan program SPAN, yakni otomasi semua pengelolaan penganggaran, dari proses perencanaan, pelaksanaan, sampai pelaporannya,” katanya.

Kelima, revisi daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA). Dalam artian, semakin sedikit revisi dilakukan, semakin baik. “Seberapa sering melakukan revisi DIPA menunjukkan tolok ukur efisiensi dan keakuratan Bapak/Ibu mengukur perencanaan,” ucapnya. Kriteria terakhir adalah ketepatan pengisian surat perintah membayar (SPM).

IQBAL MUHTAROM

Berita terkait

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

3 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

3 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

3 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

3 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

3 hari lalu

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

PT Bank Tabungan Negara (BTN) usulkan skema dana abadi untuk program 3 juta rumah yang digagas Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

4 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

4 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

5 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Rekrutmen CASN 2024, Hati-hati Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Rekrutmen CASN 2024, Hati-hati Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

Pemerintah berencana membuka pendaftaran calon aparatur sipil negara atau CASN untuk tahun 2024, yang dibagi dalam dua tahap.

Baca Selengkapnya