Menteri Perdagangan Rahmat Gobel memegang kalkulator sambil berbincang dengan pedagang buah saat melakukan sidak harga kebutuhan pokok di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, 10 Juli 2015. Rachmat Gobel mengimbau kepada pedagang di pasar agar tidak menaikan harga terlalu tinggi yang menyebabkan dan berpengaruh kepada inflasi.TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan meresmikan pembentukan Depo Bapok Kita yang berlokasi di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur. Depo ini dimaksudkan untuk menjaga stabilitas harga barang kebutuhan pokok.
Depo Bapok Kita merupakan kios yang berisi bahan kebutuhan pokok. "Pembentukan depo ini akan memangkas rantai distribusi komoditas yang terlalu panjang sehingga berdampak pada tingginya harga di tingkat konsumen," kata Menteri Perdagangan Rachmat Gobel saat peresmian di Pasar Kramat Jati, Selasa, 10 Agustus 2015.
Panjangnya rantai distribusi menjadi penyebab utama meningkatnya harga komoditas dari daerah asal ke pasar tujuan, yang ditaksir hingga 15 persen. Selain panjangnya rantai distribusi, ujar Gobel, faktor lain yang mempengaruhi harga di tingkat konsumen adalah pasokan barang pokok dan akses pembiayaan para pedagangan di pasar.
Untuk itu, Gobel berharap adanya depo ini akan membantu pedagang mendapatkan sumber pasokan barang dengan harga yang kompetitif. Dalam mekanisme depo ini, Bulog sebagai pemasok utama akan menyediakan bahan pokok langsung dari petani ataupun importir yang nantinya akan diperjualbelikan kepada pedagang. Pembentukan depo sekaligus menjadi proyek percontohan berdasarkan nota kesepahaman antara Bulog dan PD Pasar Jaya.
Gobel menambahkan, nantinya akan ada 9 titik depo yang akan dibangun di beberapa lokasi, di antaranya Pasar Glodok, Pasar Tebet, Pasar Gembrong, Tomang Barat, dan Kelapa Gading.
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
11 hari lalu
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.