Seorang fotografer mengabadikan sejumlah model yangberpose di depan mobil terbaru Nissan sata peluncuran New Nissan March 1,5L di Jakarta, (3/12). TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO , Jakarta: Sejumlah Agen Pemegang Merek (APM) otomotif menyarankan para konsumen dan pemilik kendaraan yang menggunakan mesin berkompresi tinggi, atau di atas 10:1, tidak beralih ke bahan bakar minyak jenis baru Pertalite. Pasalnya penurunan oktan ini bakal mengganggu kinerja mesin.
General Manager Marketing & Product Planning Nissan Motors Budi Nur Mukmin, kepada Tempo, Rabu, 22 Juli 2015 mengatakan seluruh lini produk Nissan yang ada saat ini hanya cocok memakai BBM jenis Pertamax. Nilai oktan BBM jenis ini yang sebesar 92, dianggap ideal untuk mesin-mesin terbaru. "Performa mesin jadi optimal."
Tapi, Budi menambahkan, kalaupun pemilik kendaraan tetap memilih menggunakan BBM yang nilai oktannya lebih rendah, maka akan terjadi penurunan kinerja mesin. Pertalite yang diluncurkan Pertamina pekan ini memang memiliki RON 90, lebih rendah dari Pertamax yang 92, namun tetap lebih tinggi dari Premium yang 88.
"Yang paling terasa ketika pengguna Pertamax berganti ke BBM yang lebih rendah oktannya adalah mesin jadi tak bertenaga," kata Budi. Penurunan tenaga ini akibat pembakaran yang kurang sempurna.
"Nah karena kurang tenaga itulah, pengemudi akan menekan pedal gas lebih dalam, hal ini yang membuat konsumsi BBM malah jadi lebih boros."
Meski begitu, Budi mengatakan, Nissan tak akan menganulir garansi mesin kendaraan jika pemilik memilih menggunakan bahan bakar yang tak sesuai spesifikasi pabrik. "Garansi tetap berlaku walau konsumen memakai Pertalite ataupun Premium."