Rakyat Yunani Melaksanakan Referendum Bailout

Reporter

Minggu, 5 Juli 2015 19:52 WIB

Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras keluar dari bilik suara saat berada di Tempat Pemungutan Suara di Athena, Yunani, 5 Juli 2015. Pemerintah telah memberikan mandat pada rakyat untuk memilih apakah akan patuh pada tuntutan penghematan dari kreditur atau tegas menolak desakan Troika: Uni Eropa, Bank Sentral Eropa dan IMF. REUTERS/Alkis Konstantinidis

TEMPO.CO, Atena- Sebanyak 11 juta penduduk Yunani menentukan masa depan negaranya pada hari ini, Ahad, 5 Juli 2015. Mereka harus memilih apakah akan menerima atau menolak persyaratan untuk bantuan dana guna membayar utang.

Dikutip dari Reuters, tempat pemungutan suara dibuka mulai pukul 7 pagi waktu setempat, dan hasil diperkirakan keluar pada sore harinya. Berdasarkan survei yang telah dilakukan sebelumnya, kedua pilihan, "Ya" dan "Tidak" memperoleh suara sama kuat.

Selama ini, Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras terus mengimbau rakyat Yunani untuk menolak syarat pinjaman. Menurut Tsipras, persyaratan ini merupakan "penghinaan" bagi negaranya.

Selain itu, dengan menolak tunduk pada persyaratan kreditor, Yunani memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengajukan penawaran kredit baru.

Menteri Keuangan Yunani, Yanis Varoufakis, bahkan menyebut para kreditor Uni Eropa serta Dana Moneter Internasional (IMF) telah menebar teror sebelum pemungutan suara. "Mengapa mereka harus meminta bank ditutup? Mereka telah menanamkan ketakutan untuk rakyat. Menebarkan ketakutan itu disebut terorisme!" kata dia kepada harian El Mondo, sore sebelum pemilihan.

Pilihan rakyat Yunani memang sangat menentukan, terutama bagi keanggotaan mereka di Eurozone. Apabila hasil pungutan suara mayoritas memilih "Tidak", maka Yunani diperkirakan akan keluar.

Namun, pilihan keluar tak lantas menyelesaikan krisis keuangan yang tengah melanda Negeri Dewa-dewi. Bahkan, bisa memperburuk kondisi mereka. "Mereka bisa-bisa harus membuat mata uang baru, karena Euro tak lagi bisa jadi alat tukar," kata Ketua Parlemen Eropa Martin Schulz kepada radio-radio Jerman.

Menteri Keuangan Jerman Wolfgan Schauble, salah satu tokoh yang paling keras mengkritik Yunani, mengatakan kalaupun Yunani keluar dari Eurozone, itu akan bersifat sementara. "Bagaimanapun juga, kami (Uni Eropa) tak bisa meninggalkan orang-orang ini dalam keterpurukan," kata dia kepada harian Jerman Bid.

Sedangkan, pilihan "Ya", berarti Yunani akan tunduk pada persyaratan pinjaman yang diajukan para kreditor. Mereka meminta Yunani menaikkan pajak dan memotong tunjangan kesejahteraan untuk memenuhi persyaratan utang.

BBC | REUTERS | URSULA FLORENE SONIA

Berita terkait

Dampak Serangan Houthi, Volume Perdagangan Lewat Terusan Suez Anjlok hingga 50 Persen

49 hari lalu

Dampak Serangan Houthi, Volume Perdagangan Lewat Terusan Suez Anjlok hingga 50 Persen

Volume perdagangan lewat Terusan Suez turun hingga 50 persen dalam dua bulan pertama 2024 akibat serangan Houthi.

Baca Selengkapnya

Profil Shehbaz Sharif, Dua Kali Pemenang Posisi Perdana Menteri Pakistan

54 hari lalu

Profil Shehbaz Sharif, Dua Kali Pemenang Posisi Perdana Menteri Pakistan

Shehbaz Sharif, yang kembali menjabat perdana menteri Pakistan untuk kedua kali, telah memainkan peran penting dalam menyatukan koalisi yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

54 hari lalu

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

Menteri Keuangan Sri Mulyani menghabiskan sisa waktunya di So Paulo Brasil dengan mengunjungi museum dan pasar. Begini cerita perjalanannya.

Baca Selengkapnya

Shehbaz Sharif Terpilih sebagai Perdana Menteri Pakistan untuk Kedua Kali

54 hari lalu

Shehbaz Sharif Terpilih sebagai Perdana Menteri Pakistan untuk Kedua Kali

Shehbaz Sharif mengalahkan Omar Ayub dan kembali menduduki posisi Perdana Menteri Pakistan yang ditinggalkannya pada Agustus tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Partai Independen Dukungan Imran Khan Raih Suara Terbanyak dalam Pemilu Pakistan

12 Februari 2024

Partai Independen Dukungan Imran Khan Raih Suara Terbanyak dalam Pemilu Pakistan

Hasil akhir pemilu Pakistan menempatkan partai independen, dukungan mantan PM Imran Khan yang dipenjara, memimpin dengan 93 dari 264 kursi.

Baca Selengkapnya

Pemilu Pakistan Diganggu ISIS, Lima Polisi Tewas di Hari Pemungutan Suara

8 Februari 2024

Pemilu Pakistan Diganggu ISIS, Lima Polisi Tewas di Hari Pemungutan Suara

ISIS mengganggu pemilu Pakistan, sedikitnya lima polisi tewas dalam serangan militan ketika negara itu melakukan pemungutan suara.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Optimistis Pertumbuhan Ekonomi RI Tembus 5,2 Persen di 2024, Ini Sebabnya

7 Februari 2024

Kemenkeu Optimistis Pertumbuhan Ekonomi RI Tembus 5,2 Persen di 2024, Ini Sebabnya

Kementerian Keuangan memperrkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih kuat pada 2024. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Dorong Pendanaan Berkelanjutan untuk Atasi Perubahan Iklim

29 Januari 2024

Sri Mulyani Dorong Pendanaan Berkelanjutan untuk Atasi Perubahan Iklim

Indonesia turut mengalami dampak dari perubahan iklim ekstrem, Sri Mulyani bilang, pendanaan berkelanjutan bisa menjadi jawaban untuk mengatasi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Mandiri Sekuritas Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 5,1 Persen Tahun Ini, Apa Saja Faktor Pendorongnya?

29 Januari 2024

Mandiri Sekuritas Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 5,1 Persen Tahun Ini, Apa Saja Faktor Pendorongnya?

Mandiri Sekuritas memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5,1 persen pada 2024. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Sri Mulyani yang Dikabarkan Siap Mundur dari Kabinet Jokowi

19 Januari 2024

Sepak Terjang Sri Mulyani yang Dikabarkan Siap Mundur dari Kabinet Jokowi

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani dikabarkan akan mundur dari kabinet Presiden Jokowi. Sebenarnya, ia telah berkecimpung dalam dunia ekonomi sejak 2002 silam.

Baca Selengkapnya